Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu sore turun tipis dua poin menjadi Rp9.215/9.218 dibandingkan penutupan hari sebelumnya pada Rp9.213/9.215 per dolar AS karena pelaku pasar hati-hati masuk pasar. "Pelaku masih segan memasuki pasar, mereka ingin mengetahui lebih lanjut kebijakan yang akan dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia yang baru dalam menghadapi berbagai masalah ekonomi," kata Dirut Finance Corpindo Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu. Menurut dia, Indonesia mengalami berbagai masalah yang sangat kompleks baik dari dalam maupun luar, karena pelakuingin mengetahui lebih jelas kebijakan yang akan diterapkan untuk memicu ekonomi dan mendorong perbankan untuk lebih aktif berperan. "Kami optimis kebijakan itu akan positif apalagi melihat figurnya sebagai ekonom yang sederhana dan memiliki pengetahuan ekonomi makro yang luas," katanya. Rupiah, lanjut dia, sejak dua minggu lalu bergerak dalam kisaran sempit, karena belum ada faktor kuat yang mendorong mata uang Indonesia bergerak naik. Bahkan aktifitas pasar cenderung lesu, karena pendorong kuat belum muncul sampai saat ini, ujarnya. Menurut dia, pelaku pasar cenderung lebih melepas rupiah ketimbang membeli, apalagi harga minyak mentah dunia menguat hingga mencapai angka 109 dolar AS per barel. Selain itu juga pasar saham regional cenderung melemah, akibat pelaku pasar khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat. Bahkan kondisi memicu bank sentral AS (The Fed) berencana kembali menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 2,00 persen, ucapnya. Ia mengatakan, rupiah masih berada dalam level yang aman, karena Bank Indonesia (BI) masih tetap menjaganya agar berada dalam kisaran yang tidak jauh. "Kami optimis BI akan terus menjaganya sehingga posisinya berada pada level yang aman,"ujarnya. Apalagi ekonomi Indonesia dinilai tetap tumbuh, karena sektor agrobisnis dan pertambangan masih tumbuh dengan baik. Namun pemerintah diharapkan dapat mengelola dan mengembangkannya lebih baih lagi, ujarnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008