SBY ingin menjaga martabat politik Demokrat di mata partai koalisi pemerintahan

Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi menilai, rencana pertemuan SBY dengan Jokowi sebagai bagian dari upaya SBY untuk menjaga martabat Partai Demokrat di mata parpol koalisi pendukung pemerintahan.

"Sebagai ketua partai dan dalam konteks keadaban politik, SBY merasa memiliki kewajiban untuk sowan ke Jokowi, karena SBY ingin menjaga martabat politik Demokrat di mata partai koalisi pemerintahan," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Kamis, terkait rencana pertemuan SBY-Jokowi.

Presiden ke-6 RI sekaligus Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut-sebut bakal bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan rencananya digelar pada awal Agustus 2019.

Baca juga: AHY: Sangat baik pertemuan tokoh bangsa sering terjadi

Kabar mengenai kemungkinan SBY bertemu dengan Jokowi ini disampaikan Waketum PD Syarief Hasan dalam diskusi bertajuk 'Utak Atik Manuver Elite' di Resto D'Consulate, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7).

Syarief menyebut Jokowi tokoh pertama yang akan ditemui SBY setelah masa berkabung meninggalnya Ani Yudhoyono.

"Tentu akan terjadi komunikasi-komunikasi dengan pertama-tama sekali dengan, maksud saya dengan presiden terpilih (Jokowi) dan itu diyakini akan dapat dilakukan tidak dalam waktu yang lama lagi," sebut Syarief.

Dia mengatakan, pertemuan ini sangat penting bagi SBY sebagai ketua umum Partai Demokrat agar dalam relasi antarpartai di antara mereka saling menghargai.

Baca juga: Pengamat: Pertemuan Jokowi-SBY pertegas komitmen politik PD

"Hal ini penting dilakukan agar dalam relasi antarpartai di antara mereka saling menghargai dan pertemuan SBY dengan Jokowi merupakan relasi antara ketua partai dan Jokowi sebagai presiden terpilih," katanya.

Menurut dia, selama lima tahun di luar kekuasaan, Demokrat semakin ditinggalkan oleh massa pendukung karena hanya memiliki kiprah di parlemen.

Pengalaman selama lima tahun di luar kekuasaan inilah yang memaksa Partai Demokrat dan SBY untuk berkolaborasi dengan pemerintahan Jokowi.

"Jadi pengalaman di luar kekuasaan ini yang menurut saya memaksa Demokrat dan SBY untuk berkolaborasi dengan pemerintahan Jokowi, agar Demokrat memiliki investasi politik masa depan, katanya menambahkan.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019