Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu pagi turun tipis tiga poin menjadi Rp9.216/9.220 dibandingkan penutupan hari sebelumnya pada Rp9.213/9.215 karena pelaku pasar berspekulasi melepas rupiah. "Melambatnya ekonomi global memang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional meski dampaknya relatif masih kecil, karena itu pelaku pasar berspekulasi melepas rupiah," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta. Menurut dia, tekanan pasar itu terjadi karena rupiah pada hari sebelumnya menguat setelah DPR sepakat memilih Boediono menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI). Namun spekulasi lepas rupiah relatif kecil karena pelaku juga masih hati-hati untuk bermain di pasar domestik, ucapnya. Rupiah, lanjutnya, sebenarnya berada dalam posisi yang aman pada kisaran sempit, karena BI terus menjaga agar mata uang lokal itu tidak terpuruk dalam kisaran yang melebar. "Kami optimis BI akan terus menjaganya sehingga posisinya berada pada level yang aman,"ujarnya. Ia mengatakan, ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh, karena masih ada sektor lain yang tumbuh dengan baik seperti agrobisnis dan pertambangan. Namun sektor tersebut harus dikelola dan dikembangkan dengan baik, karena kedepan dikhawatir ekspor Indonesia akan semakin berkurang, katanya. Sementara itu, dolar AS terhadap yen dan euro menguat, karena ada laporan bahwa salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, Citigrup akan menerbitkan obligasi senilai 12 miliar dolar AS. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 102,84 dari sebelumnya 102,60 dan terhadap euro menjadi 1,5683 dari sebelumnya 1,5700. Rupiah, menurut dia, kemungkinan akan kembali membaik, apabila bank sentral AS (The Fed) pada akhir bulan ini melakukan pertemuan untuk kembali menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin dari 2,25 menjadi 2,00 persen. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008