Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan drg Romi Syofpa Ismael dapat menjalani tugas profesinya dengan baik di daerahnya.
"Beliau ini teruji di lapangan bisa laksanakan tugas, sebelum dapat musibah jalankan tugas dengan baik. Setelah mendapat musibah juga tidak mengurangi profesionalitas. Ini mestinya dilihat bahwa yang bersangkutan bukan kaum difabel yang tidak mampu menjalankan tugas," kata Moeldoko usai menerima drg Romi di Gedung Bina Graha, Jakarta pada Kamis.
Menurut Moeldoko, pemerintah menilai standar dalam seleski Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sudah sangat jelas yakni dari sisi kesehatan, maupun akademik.
Dia juga menegaskan maksud dari sehat jasmani dan rohani bagi para disabilitas maupun bagi peserta yang sehat lainnya adalah bagaimana melihat jantung, paru-paru berfungsi atau tidak.
Kendati terdapat keterbatasan, namun difabel dapat menjalankan tugas secara profesional.
Moeldoko juga menjelaskan perhatian pemerintah kepada kaum difabel sangat jelas.
"Perhatian Presiden Jokowi bahkan sangat 'care' dan peduli, apalagi pada saat kegiatan Asian Para Games, sangat jelas, posisi difabel ditempatkan sangat baik. Dan ini pastinya akan dipikirkan bagaimana akses kaum difabel dalam menjalankan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari," tegas Moeldoko.
Sebelumnya drg Romi Syofpa Ismael menemui Moeldoko membahas upaya pemulihan hak-hak sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Drg. Romi dianulir kelulusannya sebagai CPNS di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat dengan alasan mengalami kendala kesehatan lewat pengumuman yang dikeluarkan Bupati Solok Selatan Nomor: 800/62/III/BKPSDM-2019 tertanggal 18 Maret 2019, menyebutkan dua orang peserta seleksi CPNS 2018 di Solok Selatan, dibatalkan hasil seleksi dan dinyatakan tidak memenuhi persyaratan pada formasi umum CPNS 2018.
Baca juga: Dua menteri upayakan bantu masalah pengangkatan dokter Romi
Baca juga: Solok Selatan bahas masalah dokter Romi dengan sejumlah Kementerian
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019