Pasalnya, pihaknya tengah memperkuat kapabilitas guna menyediakan layanan pengolahan data dan perhitungan tarif yang lebih komprehensif lagi untuk industri asuransi Tanah Air.
"Salah satunya, saat ini kami memperkenalkan metode stokastik untuk perhitungan tarif karena terbukti memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan metode deterministik," ujarnya di acara BPPDAN Workshop 'Metode Stokastik untuk Perhitungan Tarif Asuransi Harta Benda Berdasarkan Data Mikro' di Jakarta, Selasa.
Untuk pengembangan stokastik, BPPDAN menyuplai data underwriting selama 10 tahun terakhir kepada Kelompok Keilmuan (KK) Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ari melanjutkan, stokastik dinilai mampu menekan posibilitas kesalahan dalam proses verifikasi data polis asuransi yang jumlahnya begitu besar. Metodologi ini mewajibkan pengumpulan data yang yang komprehensif dan akurat sehingga mengoptimalkan penentuan tarif yang didasarkan pada risiko dari polis tersebut.
"Jadi di dalam penghitungan tarif itu, 80 persen intinya adalah persiapan data, termasuk cleansing-nya. Jadi data itu jangan sampai salah, sehingga nanti diolahnya lebih mudah," kata Arie.
Lebih lanjut, Arie mengungkapkan, pihaknya pun kini tengah berfokus pada peningkatan jumlah sesi polis dari yang saat ini hanya sebesar 20 persen menjadi lebih dari 50 persen pada tahun depan. Dirinya menargetkan, tahun depan 60-70 persen anggota sudah menanamkan 20 persen sesi wajib.
"Guna mewujudkan hal itu, peningkatan infrastruktur hingga pendekatan B2B kepada industri asuransi pun sedang digencarkan," lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala KK Statistika FMIPA ITB, Dr. Sapto Wahyu Indratno mengingatkan bahwa fungsi BPPDAN di dalam pengelolaan data asuransi sangat bergantung kepada kualitas data yang dilaporkan oleh para anggota. Begitu pula dalam pengaplikasian metode stokastik yang disosialisasikan.
"Sehingga dibutuhkan kerjasama dengan peserta-peserta ini supaya berusaha mensupport data yang berkualitas. Metode stokastik juga sangat tergantung dari setiap informasi mikro yang diperoleh dari cedant, jadi harus ada timbal balik. Tidak bisa lagi meng-entry data asal-asalan," tukasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019