Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi, Tony A. Prasetiantono, mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) perlu mempertimbangkan kenaikan suku bunganya (BI rate) dari level saat ini, 8 persen, untuk menekan inflasi dan mencegah pelarian modal asing. "Memang, inflasi negara-negara Asia juga `mengerikan`, bahkan inflasi `year-on-year (tahunan) China kini 8 persen. Sejauh ini, BI belum menaikkan BI rate, dan tetap delapan persen," kata Kepala Ekonom Bank BNI itu di Jakarta, Selasa. Kenaikan itu, jelasnya, harus dilakukan BI untuk mencegah terjadinya pelarian modal asing (capital outflow) secara mendadak dan dalam jumlah besar. "BI harus mewaspadai itu," jelasnya. Ditambahkannya, Indonesia harus memiliki keunggulan daya saing terhadap pasar finansial regional lainnya untuk mencegah perpindahan modal asing. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008