Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memuji fasilitas dan sarana prasarana yang ada pada Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah yang baru diresmikan pada tahun ini.
“Saya melihat kondisi KKHI ini lebih baik dari tahun sebelumnya, dari KKHI yang lama, alhamdulillah,” ujar Lukman Hakim Saifuddin saat meninjau KKHI Madinah, dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah menyediakan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang berada di dua kota, yaitu di Madinah dan Mekah.
KKHI Madinah merupakan klinik yang baru saja dibangun tahun ini dan diresmikan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada Mei 2019 lalu. Bangunan berlantai lima tersebut berada tidak jauh dari wilayah Masjid Nabawi atau pondokan tempat para jamaah haji Indonesia tinggal selama berada di kota Nabi tersebut.
Fasilitas kesehatan ini dilengkapi dengan Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU), dan ruang perawatan dengan daya tampung memadai. Kelebihannya, ruang rawat inap sudah dipisahkan antara ruang rawat inap laki-laki dan perempuan, serta tersedia ruang rawat inap psikiatri.
“KKHI Madinah dapat menampung 70 jamaah haji yang sakit,” jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka.
Ruang UGD dan ICU terletak di lantai dasar, sementara ruang rawat inap ditempatkan di lantai bawah tanah. Lantai-lantai berikutnya diperuntukkan bagi ruang perkantoran, depo obat, dan tempat tinggal petugas kesehatan. Tempat tidur yang tersedia bagi petugas sebanyak 264, sehingga total kapasitasnya mencapai 334 tempat tidur.
Sarana prasarana pendukung lainnya dilengkapi dengan apotek, laboratorium, radiologi, fasilitas rujukan, poliklinik umum, poliklinik gigi, dan tiga ambulans yang siaga 24 jam.
Dibandingkan dengan klinik yang lama, banyak keunggulan yang dimiliki KKHI baru. Di samping daya tampung yang lebih besar dan akses yang lebih mudah, bangunan yang baru memiliki kelebihan dalam segi pemisahan zonasi publik dan privat, alur pelayanan dan jenis pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
Aspek tata ruang dan kemudahan akses menjadi pertimbangan utama pemindahan KKHI Madinah. Dengan demikian diharapkan klinik baru ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh jemaah haji Indonesia yang membutuhkan.
“Ini menunjukkan bahwa Kemenkes benar-benar mendukung penyelenggaraan haji yang dikelola pemerintah. Tujuannya agar jemaah memperoleh pelayanan kesehatan maksimal,” tambah Eka.
KKHI Madinah memiliki 80 tenaga kesehatan dan 57 tenaga pendukung kesehatan mulai dari dokter umum, dokter gigi, apoteker, perawat, sanitarian, ahli gizi hingga dokter spesialis. Dokter spesialis yang tersedia antara lain spesialis penyakit dalam, paru, jantung dan pembuluh darah, bedah, dan kedokteran jiwa.
Dengan kelengkapan fasilitas, sarana prasarana, layanan dan SDM yang ada dapat dikatakan klinik ini setara dengan rumah sakit tipe C di Indonesia atau seperti RSUD di tingkat kabupaten-kota.
“Jumlah petugas juga memadai rasionya dibanding jumlah jemaah. Obat dan peralatan tidak ada masalah. Mudah-mudahan sampai akhir pelaksanaan haji semua persoalan kesehatan bisa diatasi sebaik-baiknya,” kata Menteri Agama.
Baca juga: Klinik Kesehatan Haji Mekkah siapkan 50,8 ton obat-obatan
Baca juga: Jamaah ONH Plus tak dibenarkan minta obat ke klinik haji reguler
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019