Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara DKI Jakarta Kamis dini hari tercatat diangka 152 atau masih termasuk pada kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 56,7 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.
Berdasarkan laman resmi AirVisual, kualitas udara di sekitar Kedutaan AS tercatat paling buruk di antara wilayah lain di DKI Jakarta, yaitu pada angka 157 dengan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 67 ug/m3.Wilayah berikutnya yang mencatatkan kualitas udara terburuk kedua di Jakarta adalah wilayah Pejaten Barat, Jakarta Selatan dengan catatan angka sebesar 153 dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 60 ug/m3.
Selanjutnya, wilayah di Mangga Dua Selatan juga mencatat kualitas udara kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan AQI sebesar 145, sementara konsentrasi PM 2,5 di wilayah itu adalah 53,5 ug/m3.
Sedangkan di wilayah Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, kualitas udaranya juga masih tergolong tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan indeks 137 dan konsentrasi PM2,5 sebesar 50 ug/m3.
Sementara itu, kualitas udara di wilayah Rawamangun, Jakarta Pusat, kualitas udaranya juga masih tergolong tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan indeks kualitas udara pada angka 126 dan PM2,5 sebesar 46,8 ug/m3.
Sementara wilayah di sekitar Kedutaan AS di Jakarta Selatan, kualitas udara di sana masih termasuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, dengan AQI US 147 dan konsentrasi PM2,5 54 ug/m3.
Sedangkan wilayah di sekitar Kedutaan AS di Jakarta Pusat mencatatkan kualitas udara cukup baik di antara wilayah lain, meski dinilai masih tidak sehat bagi kelompok sensitif, dengan angka AQI US sebesar 105 dan konsentrasi PM2,5 sebesar 37 ug/m3.
Sedangkan Wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat mencatatkan kualitas udara dengan kategori sedang dengan angka AQI US sebesar 95 dan konsentrasi PM2,5 sebesar 33 ug/m3.
Ketika menggunakan acuan US AQI maka hasil analisa pencemaran udara untuk parameter PM2.5 dengan konsentrasi 0-10 ug/m3 termasuk kategori sedang, lalu 36 hingga 55 ug/m3 kategori tidak sehat untuk kalangan tertentu.
Kemudian, 56-65 ug/m3 adalah kategori tidak sehat, 66-100 ug/m3 kategori sangat tidak sehat dan 100 ug/m3 ke atas kategori berbahaya.
Selain itu, AirVisual juga mencatat kondisi kelembaban Ibu Kota pada akhir pekan yaitu 83 persen dan kecepatan angin 3,6 kilometer per jam.
Baca juga: Sudin LH Jaktim tanggapi Rawamangun polusi udara tertinggi
Baca juga: Dinkes Jakarta imbau warga lakukan "cerdik" tekan dampak polusi udara
Baca juga: Kualitas udara Jakarta Selasa pagi kategori tidak sehat
Pewarta: Nova Wahyudi
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019