Jakarta (ANTARA) - Pebasket Heo Hoon menjadi pemain termuda dalam roster final Korea Selatan untuk putaran final Piala Dunia FIBA 2019, namun hal itu justru membuatnya termotivasi untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya di China nanti.

Pemain berusia 23 tahun itu putra dari salah satu sosok berpengaruh dalam bola basket Korsel, Hur Jae, yang sempat mendampinginya sebagai pelatih kepala kala meraih medali perunggu Asian Games 2018 di Jakarta.

"Berada di timnas bukanlah situasi yang mudah dan penuh ujian, namun saya belajar banyak dari para saudara saya di tim ini," kata Heo dalam wawancara dengan laman resmi FIBA.

"Bisa tampil di panggung sebesar Piala Dunia FIBA tentu pencapaian besar. Saya ingin menunjukkan kemampuan terbaik dan memberikan kontribusi terbaik untuk tim ini," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Korsel tim pertama umumkan "roster" final untuk Piala Dunia FIBA

Heo berada di antara jajaran pemain senior, termasuk empat nama yang sebelumnya sempat tampil membela Korsel di Piala Dunia FIBA yakni Kim Jong-kyu, Kim Sun-hyung, Park Chan-hee dan Yang Hee-jong.

Ia mungkin akan memperebutkan tempat utama dengan Sun-hyung dan Chan-hee yang sama-sama bermain sebagai guard di Korsel.

Namun pemain kelahiran 16 Agustus 1995 itu punya modal cukup positif, termasuk ketika tampil dalam turnamen invitasi William Jones Cup 2019 dengan rataan 11 poin, 4,4 assist dan 1,3 steal.

Catatan itu pula yang mengantarkannya tetap diboyong oleh pelatih kepala Kim Sang-shik untuk tampil di China.

"Saya beruntung cukup familiar dengan pola serangan yang diterapkan Sang-shik," katanya.

"Saat membela Universitas Yonsei, kami menggunakan pola serupa untuk tiga tahun dan untungnya saya bisa menggali kembali pengalaman itu," ujar Heo menambahkan.

Baca juga: Fakta Piala Dunia FIBA 2019, format baru hingga debut Ceko-Montenegro

Persaingan dengan Sun-hyung dan Chan-hee juga diakui Heo sebagai sesuatu yang menambah motivasinya juga aspek positif bagi Korsel secara keseluruhan.

"Persaingan itu keniscayaan dalam timnas. Saya mengalaminya di timnas junior, namun kini situasinya berbeda menghadapi tim kuat seperti Rusia, Argentina dan Nigeria," ujarnya.

"Saya melihatnya sebagai kesempatan untuk melampaui batas. Tentu tak mudah, tapi kami harus bisa memanfaatkan setiap kesempatan yang ada," pungkas Heo.

Di China, Korsel tergabung di Grup B bersama Argentina, Nigeria dan Rusia dan bakal memainkan laga penyisihan grup di Wuhan.

Korsel bakal melakoni laga pertama melawan Argentina pada 31 Agustus sebelum menghadapi Rusia dan Nigeria tiap dua hari berselang.

Baca juga: Diperkuat pemain jebolan Summer League, Jepang siap bersaing di China

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2019