Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para menteri sub regional Asean menyatakan puas atas upaya Indonesia mengatasi kebakaran hutan dan polusi asap, dan menyerukan anggota Asean mengambil langkah pencegahan bersama menghadapi datangnya musim kering pada kuartal ketiga tahun ini.
"Kami puas atas kemajuan yang dilakukan Indonesia dalam mengatasi polusi asap menyusul penurunan jumlah hotspot (titik api) sebesar 51 persen di Sumatera dan Kalimantan berdasarkan data dari BMG Asean dibandingkan tahun 2006," kata Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, di Putrajaya, Selasa.
Rachmat Witoelar menjadi ketua pertemuan "Fourth Meeting of the sub regional ministerial steering committee (MSC) on transboundary haze pollution" 7-8 April 2008, di Putrajaya, Malaysia.
Peserta yang hadir ialah Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand.
Berdasarkan rencana aksi nasional mengenai perubahan cuaca, Indonesia telah mentargetkan penurunan jumlah titik api 50 persen pada tahun 2009, 75 persen tahun 2012 dan 95 persen tahun 2025, dengan data tahun 2006 sebagai acuan.
"Target ini akan dijadikan panduan bagi pemerintah pusat dan lokal dalam implementasi kegiatannya," kata Rachmat Witoelar, yang didampingi menteri sumber asli dan alam sekitar Malaysia Douglas Unggah Embas dan menteri lingkungan hidup Singapura Yaacob Ibrahim.
Asean juga senang dengan alokasi dana pemerintah Indonesia yang meningkat signifikan tahun 2008 sebesar Rp800 miliar untuk pengawasan kebakaran hutan dan lahan.
"Kami telah mempersiapkan pula langkah-langkah dan kolaborasi untuk mengatasi datangnya musim kering pada kuartal ketiga tahun 2008 yang dapat meningkatkan jumlah titik api di hutan," kata Rachmat.
(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008