Pangkalpinang (ANTARA News) - Transaksi perdagangan Indonesia ke negara-negara Afrika pada 2007 mencapai 3,2 miliar dolar AS, dari jumlah itu 1,9 miliar dolar AS di antaranya merupakan ekspor.
Direktur Afrika, Ditjen Asia Pasifik dan Afrika, Deplu, Sudirman Haseng, di Pangkalpinang, Senin, usai dialog duta besar Afrika dengan Pemprov Bangka Belitung, mengatakan ekspor Indonesia ke-53 negara benua Afrika didominasi CPO dan turunannya, selanjutnya diikuti, produk tekstil, furniture, elektronik dan alat listrik.
Ia mengatakan rata-rata setiap tahun perdagangan Indonesia ke negara Afrika meningkat 3-4 persen, namun dari sisi total ekspor dunia baru berkisar 2-3 persen.
Sudirman menegaskan pengusaha Indonesia bisa masuk ke berbagai sektor di negara-negara Afrika seperti industri telekomunikasi.
"SDM mereka belum banyak yang mengenal teknologi informasi, sementara kita sudah lama masuk kesitu," ujarnya.
Di bidang pertambangan, investasinya juga sangat menjanjikan seperti tambang emas, perak, berlian, disamping gas dan minyak.
Pengusaha Indonesia yang investasi di sana bisa membawa para pekerja.
Peluang investasi dan perdagangan di Afrika, menurut Sudirman, sangat menjanjikan. Pengusaha Indonesia telah mulai melakukan investasi di berbagai negara Afrika yang sifatnya untuk memperluas dan perpanjang pasar di negara tersebut.
Beberapa komoditi yang tidak laku lagi di Indonesia, di negara Afrika banyak diminati. Ia mencontohkan sabun colek produksi PT. Sinar Antjol yang laku keras di negera Etiopia.
"Dalam jangka waktu empat tahun, produksi sabun colek sudah menguasai 40 persen pasar di Etiopia dan sekarang sudah memperluas ke negara seperti Madagaskan," ujarnya.
Pasar bagi produk Indonesia di Afrika sangat luas. Dengan penduduk benua hitam yang mencapai 820 juta jiwa, berbagai macam produk sangat mereka butuhkan, karena industri mereka belum tumbuh seperti di Indonesia.(*)
Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008