"kita lihat jumlah medali yang diperoleh atlet putri pada ASIAN Games 2018 lalu hampir 40 persen dari total medali yang diperoleh Indonesia. Jadi ini sejajar dengan arahan besar Olimpiade yang mengharapkan kesetaraan daripada atlet-atlet perempuan dapat berprestasi di Olimpiade," kata Erick Thohir disela seminar "Women in Sport" di Jakarta, Rabu.
Ia juga menjelaskan pada Olimpiade musim dingin, partisipasi atlet perempuan hanya dua persen saja, sekarang mencapai 30 persen. Begitu juga di Olimpiade musim panas sudah 40 persen. Yang paling konsisten adalah Youth Olympic yang berpartisipasi atlet perempuan mencapai 47,5 persen.
"Ini juga bisa kita imbangi tidak hanya untuk mencari bibit-bibit, tapi memberikan edukasi-edukasi kesetaraan, kesempatan lain yang bisa bermanfaat untuk perempuan khususnya di bidang olahraga," ungkap Erick.
Seminar bersub tema tantangan yang dihadapi wanita dalam dunia olahraga, yang diikuti sedikitnya 300 peserta itu juga dihadiri oleh para perempuan pahlawan olahraga nasional seperti, legenda hidup bulu tangkis Indonesia Susy Susanti, atlet lompat jauh Maria Londa, atlet renang difabel Stephanie Handoyo, Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Tandiyo Rahayu, dan sejumlah perangkat olahraga nasional.
Ketika ditanya tentang program "Women Sport Foundation Indonesia" dalam satu tahun ke depan, Erick mengatakan akan lebih banyak mengadakan seminar, karena untuk persiapan atlet Olimpiade sudah terlalu mendesak, dan sudah ada tahapannya.
"Ini juga bisa kita imbangi tidak hanya untuk mencari bibit-bibit, tapi memberikan edukasi-edukasi kesetaraan, kesempatan lain yang bisa bermanfaat untuk perempuan khususnya di bidang olahraga," ungkap Erick.
Baca juga: Erick Thohir resmikan Women Sport Foundation Indonesia
Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019