Manado (ANTARA) - Wanita Selam Indonesia (WASI) menggelar doa bersama, dzikir, hingga santunan anak yatim di Masjid Al Firdaus, Megamas, Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Rabu, menjelang pemecahan rekor dunia selam. Kegiatan tersebut masih dalam rangka pemecahan rekor dunia selam yang akan digelar pada tangal 1 dan 3 Agustus 2019.
Ketua WASI Tri Tito Karnavian memimpin langsung acara tersebut, didampingi istri Kapolda Sulut Nunu Sigit Harjanto, Dirpolair Baharkam Polri Brigjen Pol Lotaria Latif, dan Bhayangkari Polda Sulut.
Kegiatan doa bersama juga dilakukan ibu-ibu Bhayangkari yang beragama kristen di Hotel Four Points. Selain doa bersama juga dilaksanakan gladi bersih di lokasi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan pemecahan rekor dunia selam tersebut.
Sementara itu, antusiasme peserta aksi pemecahan rekor dunia selam semakin terlihat di Pantai Kawasan Megamas, Manado. Sejak pukul 07.00 WITA, tampak ribuan penyelam melakukan registrasi ulang.
Tak menunggu waktu lama, mereka bersiap melakukan gladi bersih di pantai hingga pukul 09.30 WITA, alat-alat selam seperti tabung oksigen, pemberat, fins, dan perlengkapan pribadi dipasang satu per-satu.
Ketua WASI juga Ketua Umum Bhayangkari Tri Tito Karnavian mengatakan sampai saat ini sudah siap untuk melaksanakan pemecahan tiga rekor dunia selam, namun untuk hari ini, gladi bersih terfokus pada pemecahan rekor bergandengan tangan terpanjang di bawah laut. "Tadi kita melaksanakan latihan atau gladi rantai manusia (human chain) terpanjang di dunia," katanya, di lokasi.
Ia mengatakan secara umum kegiatan berlangsung baik, namun harus ada hal-hal yang harus diperhatikan dari setiap peserta yang bakal menentukan berhasil tidaknya pemecahan rekor tersebut. "Yaitu berpegangan tidak putus. Tadi kita masih sempat melihat ada peserta yang tidak bertahan di dalam, lalu naik ke atas. Kita ingin tau mereka siapa saja sehingga kita anggap tidak bisa ikut besok. Karena kita ingin zero tolerance untuk kesalahan, zero accident sehingga betul-betul sempurna," katanya.
Untuk itu, WASI akan melakukan evaluasi mulai dari rekaman untuk bukti bahwa berpegangan tangan nantinya sempurna atau tidak ada yang putus, juga terkait teknis peserta dalam bergandengan tangan di bawah laut, kemampuan atau skill perorangan, pemakaian masker, netralisir, dan lainnya.
Untuk gladi bersih hari ini, lebih 600 penyelam yang ikut serta. "Acara ini betul-betul acara langka yang dilakukan. Dimana saja, di dunia ini, pasti setiap penyelam (diver) ingin ikut serta dalam sejarah Indonesia," kata istri Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu.
Ia mengakui pihaknya sempat kerepotan untuk mengakomodir semua penyelam yang ingin ikut dalam acara ini.
Tabung, lokasi, dan tempat memecahkan rekor sangat terbatas, sehingga WASI harus benar-benar melakukan seleksi ketat. "Untuk besok kita ingin sempurna memecahkan rekor dunia yang terbanyak dan terpanjang di dunia," katanya.
Acara pemecahan rekor selam dunia ini akan menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Terlebih kegiatan tersebut diselenggarakan di Kota Manado yang memiliki pesona bawah laut yang sangat indah.
Karena menjadi momen langka, diyakini acara ini akan menarik wisatawan bukan hanya lokal tapi juga mancanegara. Apalagi, pemecahan rekor dunia ini terbuka untuk umum atau bisa disaksikan langsung oleh masyarakat.
Pada gladi bersih tersebut sekitar pukul 10.00 WITA, Ketua Panitia Pemecahan Rekor Selam Dunia Brigjen Pol Hilman memimpin doa bersama, demi keamanan, kelancaran, dan kesuksesan jalannya kegiatan tersebut, sebelum akhirnya para peserta terjun ke air.
Setelah bunyi tiga kali sirine, para penyelam pun langsung terjun ke air laut. Sorak sorai terdengar mengingat peserta akan memecahkan tiga aksi rekor selam dunia.
Terdapat tiga kategori aksi yang akan ditorehkan di Pantai Manado, yakni pemecahan rekor penyelaman massal terbanyak (Longest Human Chain Underwater yang diselenggarakan pada Kamis (1/8). Kemudian, rangkaian penyelam terpanjang di bawah air (Most People Scuba Diving), dan pembentangan bendera terbesar di bawah air (Largest Unfurled Flag Underwater) yang akan dilaksanakan pada Sabtu (3/8).*
Baca juga: Wanita penyelam deklarasi laut bersih
Pewarta: Jorie MR Darondo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019