Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog diminta segera meningkatkan kinerjanya di lapangan dengan aktif turun ke desa-desa membeli gabah petani sehingga harga gabah tidak anjlok di bawah patokan harga pembelian pemerintah (HPP). "Pemerintah juga harus secepatnya menetapkan harga pembelian pemerintah yang baru, sebagai patokan pembelian gabah petani tahun 2008," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya Perjuangan (DPN Pakar Pangan) Jackson Kumaat di Jakarta, Senin. Pada Senin pagi, partai tersebut mengambil formulir pendaftaran agar dapat diverifikasi sebagai peserta pemilu 2009 di kantor KPU, Jakarta. Sebelumnya pada 4 April, Partai tersebut telah dinyatakan lolos verifikasi sebagai badan hukum oleh Depkum dan HAM. Menurutnya, berdasarkan Inpres No 3 tahun 2007, Bulog wajib membeli harga gabah petani sesuai HPP. Jika kewajiban membeli gabah itu tidak segera dilakukan dengan baik, tegas Jackson, maka artinya Bulog gagal menjalankan kebijakan pemerintah. Pihaknya menyayangkan kebijakan Bulog selama ini, yang belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani. ? Kalau Bulog membeli gabah dari para tengkulak, kapan petani kita bisa makmur? Sudah saatnya Bulog mendekatkan diri dengan petani secara langsung,? katanya. Ia meminta pemerintah melindungi petani seperti yang dilakukan negara maju. Ia mencontohkan, pemerintah Amerika Serikat dan Australia berhasil melindungi para petani gandum, melalui tata niaga yang berpihak kepada petani dan bukan pengusaha. ?Tata niaga yang berpihak ke petani itulah, yang perlu dicontoh," kata Jackson . Sejumlah petani di beberapa sentra padi di daerah Jawa Tengah mengeluhkan anjloknya harga gabah. Darto Wasono, petani di Sragen, beberapa waktu lalu mengatakan, harga Gabah Kering Giling (GKG) hanya berkisar antara Rp2.100-Rp2.200 per kg. Harga tersebut masih di bawah HPP. Pemerintah melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2007 menetapkan HPP gabah kering panen (GKP) Rp2.000 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp2.575 per kg, dan beras Rp4.000 per kg. "Harga gabah anjlok," keluh Gino, seorang petani lainnya di Desa Maos Kidul, Kecamatan Maos, Cilacap. Para petani juga mengeluhkan kinerja Bulog yang lamban menyerap gabah, sehingga dimanfaatkan tengkulak. Padahal, saat ini harga beras di dunia sedang melonjak.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008