Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian 3.805 meter dari permukaan laut (MDPL) itu berstatus waspada level II sejak tahun 2007,
Jambi (ANTARA) - Kepala Pos Pengamatan Gunung Kerinci, Rudra mengatakan aktivitas Gunung Kerinci di Provinsi Jambi kembali normal pascaerupsi, Rabu, sekitar pukul 13.00 WIB.
"Sebenarnya aktivitas seperti biasa, tapi secara visual kami menyebutnya erupsi. Tapi sekarang normal seperti biasa," kata dia dihubungi Antara dari Jambi, Rabu.
Ia menyebut aktivitas masyarakat setempat pun saat ini seperti biasa, namun masyarakat diimbau untuk tidak mendekati gunung dalam radius tiga kilometer.
Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui laman resminya merilis, bahwa telah terjadi erupsi Gunung Kerinci pukul 12:48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 m di atas puncak (± 4.605 m di atas permukaan laut).
Baca juga: Gunung Kerinci semburkan abu 800 meter, PVMBG sebut fenomena biasa
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah Timur laut dan Timur.
Saat ini Gunung Kerinci berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar gunung api Kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada di puncak gunung api Kerinci di dalam radius 3 km dari kawah aktif (masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius bahaya/KRB III).
Baca juga: PVMBG: Gunung Kerinci hanya meletus kecil
Kemudian menyarankan jalur penerbangan di sekitar gunung api Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian 3.805 meter dari permukaan laut (MDPL) itu berstatus waspada level II sejak tahun 2007.
Gunung Kerinci di Provinsi Jambi itu berbatasan dengan Sumatera Barat, tepatnya di pegunungan Bukit Barisan atau dekat pantai Barat dan terletak sekitar 130 kilometer sebelah Selatan Kota Padang.
Baca juga: Basarnas Jambi gelar pelatihan SAR pertolongan di gunung
Pewarta: Syarif Abdullah dan Dodi Saputra
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019