Direktur JILF Yusi Avianto Pareanom saat ditemui di Jakarta, Rabu, mengatakan tema besar dari acara tersebut adalah Pagar.
"Pagar itu adalah gambaran bahwa ada penghalang di antara negara-negara ini. Kita tahu apa yang terjadi di sana tetapi masih ada yang membatasi," kata Yusi.
Dengan dibukanya penghalang tersebut, Yusi mengatakan maka akan berinteraksi sesama penulis Selatan-Selatan.
Selama ini penulis kawasan Selatan-Selatan , menurut Yusi tidak saling mengenal, padahal kualitas dari penulisnya tidak kalah bagus dengan penulis-penulis Amerika misalnya.
"Selama ini kurang terekspos maka perlu dieratkan lagi hubungan ini," kata dia.
Dia mengatakan ketika interaksi antarnegara terjadi maka tidak hanya terbukanya dialog budaya tetapi juga terbukanya pasar bagi negara-negara tersebut.
Setelah pasar terbuka, maka Jakarta akan dikenal dan memberikan kesempatan luas karya-karya bagi penulis Indonesia untuk tampil di panggung dunia.
Baca juga: Penulis Tuhu Nugraha ajak masyarakat pahami pemasaran digital
Baca juga: Padang Panjang hadirkan penulis buku laris tumbuhkan minat baca
Baca juga: Penulis asal Indonesia didaulat sebagai "Author of the day" oleh panitia London Book Fair
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019