Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, diminta sejumlah kawannya dari daerah untuk jangan mundur dari posisinya itu hingga berakhir masa jabatannya pada 2010.
"Itu permintaan teman-teman daerah, dan kita harus hormati itu," kata Abdul Kadir Karding, salah satu perwakilan yang ditunjuk membacakan keputusan dan rekomendasi Musyawarah Pimpinan (Muspim) PKB, di Jakarta, Minggu.
Muhaimin Iskandar sendiri tidak hadir dalam konferensi pers yang merupakan rangkaian penutup dari Muspim PKB itu karena telah lebih dulu meninggalkan lokasi acara.
Abdul Kadir Karding dan 11 orang yang mengatasnamakan perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), menyatakan, Muspim PKB "mengukuhkan kembali hasil-hasil Muktamar PKB di Semarang tahun 2005 dengan duet kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Ketua Umum Dewan Syuro) dan Muhaimin Iskandar (Ketua Umum Dewan Tanfidz)".
Selanjutnya, Muspim PKB itu juga memutuskan, dalam rangka menyelamatkan masa depan PKB dan politik NU dari kehancuran akibat adanya infiltrasi anasir-anasir jahat, Muhaimin Iskandar harus tetap memimpin partai ini sesuai periode kepemimpinannya, yakni 2005-2010.
"Dan yang ketiga, memberi mandat kepada saudara Muhaimin Iskandar selaku Ketua Umum DPP PKB, untuk melakukan penataan organisasi melalui tindak
reshuffle," katanya.
Pokok-pokok keputusan dan rekomendasi ini, bertentangan dengan hasil pertemuan Sabtu (5/4) yang juga dihadiri 33 DPW PKB dan ratusan ulama utama, antara lain KH Abdurrahman Wahid.
Dalam forum Sabtu itu, Muhaimin Iskandar telah dianggap bukan lagi sebagai Ketua Umum DPP PKB. Forum itu telah menunjuk Ali Masykur Musa sebagai pelaksana tugas ketua umum partai.
Beberapa utusan DPW yang datang di Muspim mengaku, mereka hadir karena menghormati pengundang.
"Kami juga hadir kemarin (pada acara yang dihadiri KH Abdurrahman Wahid). Itu kewajiban. Sekarang kita diundang, hadir juga. Yang kemarin, usul untuk memberhentikan Pak Muhaimin Iskandar, yah kita dukung, demi yang terbaik bagi PKB," kata Ketua DPW PKB Nangroe Aceh Darussalam, Cut Rinnie.
Sedangkan salah satu aktivis PKB yang juga tokoh perempuan, Nursyahbani, mengatakan, Muspim PKB ini sebetulnya telah diagendakan lama sebelum ada konflik internal itu.
Muspim PKB itu sendiri, terkesan berlangsung "melompat-lompat", dan tidak terjadwal dengan bagus sehingga lebih separuh peserta memilih mondar-mandir di luar sidang.
Suara Alim Ulama
Pada Muspim PKB tersebut, para alim ulama yang didatangkan dari beberapa tempat pun diberi kesepatan menyuarakan aspirasinya.
"Jika pembacaan keputusan rekomendasi Muspim PKB dibawakan oleh 12 orang selaku perwakilan DPW, maka yang menyampaikan suara para alim ulama ini dibawakan oleh bapak KH Mas Said bin Ali (dari Jawa Timur)," kata Abdul Kadir Karding.
Yang ditunjuk pun lalu menguatarakan sejumlah pendapat tentang kemelut internal PKB, dengan sebagian besar mirip dengan hasil keputusan dan rekomendasi Muspim.
"Intinya, kami meminta Saudara Muhaimin Iskandar untuk tetap pada posisinya, tidak mengundurkan diri," tegas KH Mas Said bin Ali.
Sebelumnya, pihak penyelenggara mengungkapkan kepada pers, Muspim PKB ini diikuti seluruh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Yakni, 33 DPW yang mengutus masing-masing lima peserta.
Sedangkan total alim ulama yang hadir, menurut panitia penyelenggara, ada 103 orang.
Namun, sejak pukul 12:00 WIB hingga berakhirnya acara tersebut di sebuah hotel di Jakarta Pusat, terkesan jumlah aktivis, fungsionaris partai dan alim ulama tidak lebih dari 100 orang. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008