Kita patut berbangga karena ditengah lesunya ekspor Indonesia, perjalanan ekspor kita menunjukkan kinerja yang sangat bagus

Jakarta (ANTARA) - Nilai ekspor produk pertanian Indonesia selama empat setengah tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang menunjukkan bahwa sektor tersebut diminati pasar internasional.

"Kita patut berbangga karena ditengah lesunya ekspor Indonesia, perjalanan ekspor kita menunjukkan kinerja yang sangat bagus," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dilihat dari data tahun 2013, saat itu angkanya tercatat hanya sekitar 33,5 juta ton. Namun tiga tahun kemudian jumlahnya melonjak menjadi 36,1 juta ton dan 40,4 juta ton.

Selanjutnya pada tahun 2017 dan 2018, angkanya juga meningkat lagi menjadi 41,3 juta ton dan 42,5 juta ton. Menurutnya, peningkatan ini tak lepas dari berbagai program dan kebijakan terobosan yang tepat dalam mengimplementasi semua instruksi Presiden Jokowi.

Kariyasa mengatakan jika dibandingkan tahun 2013, jumlah ekspor produk pertanian tahun 2018 mencapai kerang lebih 9 juta ton atau 26,9 persen. Selama periode tersebut, total volume ekspor mencapai 195,7 juta ton, ditambah akumulasi tambahan volume ekspor sekitar 28,3 juta ton.

"Akumulasi tambahan ini sekitar 84,5 persen dari jumlah ekspor produk pertanian tahun 2013 yang sebesar 33,5 juta ton," katanya.

Sementara itu, nilai ekspor produk pertanian Indonesia pada tahun 2013 mencapai sebesar Rp 320,9 triliun. Angka tersebut jika mengacu pada tahun 2014 dan 2016 jumlahnya terus meningkat menjadi Rp368,4 triliun dan Rp375,5 triliun.

Nilai positif ini berlanjut pada tahun 2017 dan 2018, dimana angkanya masing-masing Rp442,3 triliun dan Rp415,9 Triliun.

"Jadi selama 2014-2018, total nilai ekspor produk pertanian kita mencapai Rp1.957,5 tirliun, dengan akumulasi tambahan mencapai Rp352,58 triliun. Akumulasi tersebut angkanya juga sangat bagus, yakni mencapai 109,8 persen dari nilai ekspor tahun 2013 yang hanya sebesar Rp320,9 triliun," katanya.

Adapun pada komposisi ekspor produk pertanian Indonesia saat ini masih didominasi oleh komoditas perkebunan, yang mencapai 91,4 persen dari total nilai ekspor produk pertanian Indonesia.

Dengan demikian, kinerja ekspor produk pertanian Indonesia sangat ditentukan oleh kinerja produksi perkebunan saat ini.

"Makanya kita sedang meningkatkan peran penting dan strategis sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyiapkan program terobosan seperti Bun500 yang telah diluncurkan Mentan," katanya.

Program Bun500 adalah program penyediaan 500 juta batang benih unggul perkebunan untuk petani di seluruh Indonesia. Bantuan ini diharapkan mampu mengembalikan kejayaan rempah dan perkebunan Indonesia yang dulu pernah dicapai.

"Kita berharap melalui program ini terjadi peningkatan produktivitas perkebunan 2-3 kali dari yang sekarang. Program ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani, perbaikan neraca perdagangan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Ditambahkan, kebijakan dan program lainya adalah memacu ekspor produk pertanian dengan mempermudah proses eskpor, perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian.

Baca juga: Kementan gandeng BATAN memacu ekspor produk pertanian
Baca juga: Mentan diterima Presiden Argentina, sepakati ekspor buah tropis
Baca juga: Karantina pertanian ekspor komoditas hasil olahan Jatim
Baca juga: Legislator: peningkatan produksi pertanian dongkrak ekspor

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019