Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyatakan tidak akan "balapan" dengan dua tokoh NU lainnya dalam Pilgub Jawa Timur, yakni Ali Maschan Moesa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)."Karena antara saya dengan Pak Ali maupun Gus Ipul beda sirkuit. Saya satu sirkuit dengan Pak Soekarwo, Pak Soenaryo, dan Pak Soetjipto," kata Khofifah saat `soft launching` pasangan Khofifah-Mudjiono sebagai cagub dan cawagub di Surabaya, Minggu. Khofifah yang menggandeng Kasdam V Brawijaya Brigjen Mudjiono yang akan pensiun per- 1 Mei mendatang itu akhirnya memastikan diri maju dalam Pilgub Jatim dengan dukungan 12 partai politik yang tergabung dalam Koalisi Jatim Bangkit. Ke-12 parpol pengusung adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Merdeka, dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Selanjutnya, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI), Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), Partai Sarikat Indonesia (PSI), dan Partai Pelopor (PP), dan PNI Marhaen. Lebih lanjut Khofifah mengatakan, dengan majunya tiga kader NU sering diberitakan bahwa suara NU akan terbelah, sehingga justru calon non NU akan diuntungkan, namun ia kurang sependapat. Dikatakannya, baik warga NU maupun non NU pasti memiliki pilihannya sendiri. "Ada kemerdekaan masing-masing warga untuk mengekspresikan hak politiknya," katanya. Selain itu, tambah mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan tersebut, ada anggapan yang harus diluruskan yakni orang NU seolah-olah hanya "laku" di kalangan NU. "Padahal mereka juga berinteraksi dengan kalangan luar NU. Saya sendiri pernah berproses di KNPI Jatim, koperasi, keuangan mikro. Pendeknya, interaksi saya tidak hanya di NU," kata mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional itu. Ketika ditanya soal masih adanya penolakan terhadap pemimpin perempuan, Khofifah menyatakan menghargai pihak yang memiliki anggapan seperti itu. Tapi, lanjuta dia, fakta menunjukkan Jatim pernah punya ketua DPRD perempuan, saat ini ada tiga bupati perempuan di Jatim. "Banten yang banyak memiliki kiai konservatif, tapi gubernurnya juga perempuan. Indonesia pernah dipimpin perempuan. Jadi so what?" katanya, sambil tersenyum. Ditanya mengapa menggandeng cawagub berlatar belakang militer, Khofifah mengatakan, kecuali HM Noer, gubernur Jatim dari unsur militer. "Artinya dalam desain nasional Jatim sangat strategis. Kita sudah berkomitmen nanti ada `sharing of power` yang tidak sekedar berbagi kekuasaan tapi masing-masing punya kapasitas untuk menjawab persoalan Jatim," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008