Seoul, Korea Selatan (ANTARA) - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak-dekat pada Rabu pagi, kata militer Korea Selatan, hanya beberapa hari setelah negara itu meluncurkan dua rudal lain.

Tujuan peluncuran rudal sebelumnya diyakini untuk menekan Korea Selatan dan Amerika Serikat agar menghentikan pelatihan militer yang sudah direncanakan.

Peluncuran terbaru itu dilakukan dari Semenanjung Hodo di pantai timur Korea Utara, tempat yang sama dengan lokasi peluncuran pekan lalu, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) di dalam satu pernyataan. Militer Korsel, katanya, memantau kasus peluncuran rudal baru tersebut.

JCS di Soul mengatakan rudal balistik yang telah ditembakkan oleh Korut itu terbang sekitar 250 kilometer. Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan rudal tersebut kelihatannya memiliki jenis yang berbeda dibandingkan yang ditembakkan belum lama ini.

Kolonel Lee Peters, juru bicara pasukan AS di Korea Selatan, mengatakan, "Kami mengetahui laporan mengenai penembakan rudal dari Korea Utara dan kami akan terus memantau keadaan."

Ia tidak berkomentar ketika ditanya apakah pelatihan gabungan AS-Korea Selatan, yang dijadwalkan dimulai bulan depan, akan berlanjut.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan tak ada rudal yang mencapai wilayah Jepang atau zona ekonomi eksklusifnya, dan peluncuran tersebut tidak mengancam keamanan Jepang.

Korea Utara melakukan penembakan uji coba dua rudal jarak-dekat pada 25 Juli, percobaan pertama negara itu sejak pemimpinnya, Kim Jong Un, dan Presiden AS Donald Trump bertemu pada 30 Juni dan sepakat untuk menghidupkan kembali pembicaraan penghapusan senjata nuklir yang macet.

Gedung Putih, Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan komentar.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kim Jong Un periksa kapal selam baru Korea Utara

Baca juga: Trump injakkan kaki di Korea Utara

Baca juga: Korea Utara dilaporkan dilanda kekurangan gizi, penyakit

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019