Taipei (ANTARA News)- Kementerian Pertahanan Taiwan membuka kembali untuk publik selam satu hari Sabtu makam-makam almarhum pemimpin Partai Nasionalis atau Kuomintang (KMT), Jenderalismo Chiang Khai Shek dan putranya Chiang Ching Kuo. Makam-makam itu diperintahkan tutup oleh Presiden Chen Shui Bian, yang mendukung kemerdekaan bagi pulau yang memiliki pemerintah sendiri itu. Pemerintah KMT yang dipimpin Chiang yang memerintah Taiwan dengan tangan besi setelah kalah melawan China komunis dan melarikan diri menyeberang Selat Taiwan pada akhir perang saudara tahun 1949. Chiang meninggal tahun 1975 dan ia digantikan oleh anaknya Chiang Ching kuo, yang meninggal tahun 1988. Chen dan Partai Progresif Demokratiknya (DPP) mengambil alih pemerintahan dari KMT dalam pemilu yang demokratis tahun 2000. Ia memerintahkan makam itu ditutup akhir Desember dengan alasan bahwa almarhum Chiang bertanggungjawab atas pengiriman pasukan untuk menindas pemberontakan di Taiwan tahun 1947 dan membunuh puluhan ribu warga lokal Taiwan, dua tahun sebelum KMT mundur ke pulau itu. Kemenangan Ma Ying jeou dari KMT dalam pemilihan presiden 22 Maret membuat kampanye anti Chiang terhenti. Presiden terpilih Ma, yang didampingi deputinya Vincent Siew, mengunjungi makam-makam yang terletak di luar Taipei, Sabtu untuk memberikan penghormatan kepada dua pemimpin KMT itu. Banyak warga Taiwan juga memberikan hormat kepada mereka. Ma menjadi sekretaris bahasa Inggris untuk Chiang Ching kuo. Sabtu adalah Hari Menyapu Makam di mana warga China secara tradisional memberikan penghormatan kepada nenek moyang mereka di pekuburan-pekuburan mereka. John Chiang, putra Chiang Ching kuo dan seorang anggota parlemen, meminta Ma mengizinkan kedua makam itu tetap dibuka secara reguler seperti yang dilakukan di masa lalu sebelum Chen melancarkan kampanye anti Chiang. Bagaimanapun juga, mereka adalah pemimpin-pemimpin Taiwan dan pantas untuk dihormati," katanya. Kementerian Pertahanan mengatakan terserah kepada Kantor Presiden apakah akan dibuka kembali makam-makam itu secara tetap, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008