Palu (ANTARA News) - Madi (29), tokoh spritual yang menyebarkan ajaran "Agama-Adat" di lereng Pegunungan Gawalise, pinggiran Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), dan menjadi otak pembunuhan tiga personil polisi dan seorang warga sipil pada 25 Oktober 2005, Sabtu malam tewas tertembak akibat melakukan perlawanan ketika hendak ditangkap aparat keamanan.
Wartawan ANTARA Khaeruddin Saleh dari lokasi kejadian melaporkan, saat dilakukan penangkapan oleh belasan personil polisi dari kesatuan Detasemen Khusus Antiteror 88 dan Polisi Reaksi Cepat, Madi alias Arifin berusaha melakukan perlawanan sehingga yang bersangkutan terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas hingga kemudian tewas.
Ada tiga butir peluru bersarang di tubuhnya antara di bagian kaki dan perut, dan jenazah Madi direncanakan dibawa ke RSU Bhayangkara di Palu guna menjalani otopsi sebelum diserahkan kepada keluarganya untuk dikebumikan.
Saat dilakukan penangkapan, buronan kelas wahid Polda Sulteng tersebut sedang berada pada salah satu rumah penduduk di Dusun Salena, Kelurahan Buluri--sekitar 10 kilometer arah barat pusat Kota Palu.
Polisi sebelumnya sudah memperoleh informasi mengenai kehadiran Madi di Dusun Salena dan kemudian melakukan interogasi sebelum melakukan penangkapan.
Jenazah Madi saat ini dalam proses evakuasi ke Palu dengan cara berjalan kaki, namun mendapatkan pengawalan ketat aparat keamanan.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Drs Badrodin Haiti yang dikonfirmasi wartawan secara terpisah membenarkan penangkapan tersebut, dan menyatakan petugas sedang berusaha menurunkan jezanah Madi dari gunung untuk menjalani pemeriksaan di RSU Bhayangkara Palu.
Madi bersama puluhan pengikutnya pada 25 Oktober 2005 menyerang sejumlah personil polisi saat yang bersangkutan hendak ditangkap sekaitan adanya laporan mengenai penyebaran ajaran sesat yang dilakukannya kepada warga Dusun Salena, Kelurahan Buluri di Kecamatan Palu Barat, serta sejumlah warga dari desa tetangga.
Saat penangkapan pertama kali itu, Madi bersama pengikutnya sedang melakukan upacara/ritual adat, sekaitan melaksanakan ajaran Agama-Adat yang dikembangkannya.
Aksi penyerangan Madi beserta pengikutnya itu mengakibatkan AKP Imam Dwi Herianto (Kasat Intelkam Polresta Palu), AKP Fuadi Chalis (Kasat Samapta Polresta Palu), dan Briptu Arwan (anggota Polsek Palu Barat) tewas mengenaskan.
Di lokasi kejadian tersebut, polisi juga menemukan jenazah seorang warga sipil yang diduga pengikut Madi. Jenazah ini ditempatkan di atas balai-balai dusun yang dihuni warga eks masyarakat terasing itu.
Madi sendiri ketika hendak ditangkap pertama kali itu berhasil lolos, namun dikhabarkan sempat terkena tembakan di bagian kaki sebelum melarikan diri ke dalam hutan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008