Banjarmasin (ANTARA News) - Penelpon yang mengancam akan meledakkan Markas Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan bom pada Kamis malam (3/4), ternyata adalah seorang bocah yang masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Bocah berinisial "MR" itu, menurut Kepala Bidang Humas Polda Kalsel AKBP Puguh Raharjo, kini diamankan polisi untuk dimintai keterangan. Ia menerangkan, terbongkarnya identitas pelaku teror bom tersebut merupakan hasil penyidikan tim Densus 88 Anti Teror serta seluruh jajaran Polda Kalsel yang berupaya secepat mungkin melacak keberadaan pelaku peneror itu. "Saat ini pelaku yang berinisial MR, warga 'Kota Idaman' Banjarbaru (35 Km dari Banjarmasin) tersebut, dibawa bersama orang tuanya ke Poltabes Banjarmasin guna pemeriksaan lebih lanjut," jelas Puguh Raharjo di Banjarmasin, Sabtu. Dari hasil pemeriksaan sementara sang bocah yang masih berusia sebelas tahun itu, mengetahui nomor telepon Mapolda Kalsel melalui sebuah tayangan televisi yang kemudian pelaku menelpon seraya melontarkan ancaman, bahwa sehabis shalat Isya (Kamis malam) akan ada sebuah ledakan. Motif pengancaman tersebut, dugaan sementara hanya keisengan dari bocah yang memerlukan perhatian lebih dari orang tuanya, dan untuk penanganan hukum, si anak itu akan diberikan pengarahan agar tidak mengulangi perbuatannya, demikian Puguh. Sebelumnya Kamis (3/4), Polda Kalsel sekitar pukul 14.15 WITA operator bernama Lina menerima ancaman melalui telepon yang kemudian bergegas memberitahukan adanya teror ke petugas polisi Gegana serta Densus 88 anti teror. Usai menerima laporan tentang adanya teror bom pihak Gegana serta Densus 88 anti teror langsung melakukan penyisiran disekitar Mapolda Kalsel dan hingga pukul 19.30 WITA, petugas tidak juga menemukan satupun benda mencurigakan atau bahan peledak. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008