Jakarta (ANTARA) - Bukalapak, salah satu perusahaan rintisan (startup) yang menyandang gelar unicorn, menyatakan mereka merpukan perusahaan asal Indonesia dan bukan perusahaan Singapura sebagaimana klaim riset Google dan Temasek yang disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong.
"Yang jelas, Bukalapak adalah perusahaan yang lahir dan besar di Indonesia," kata Kepala Komunikasi Korporat Bukalapak Intan Wibisono dalam pesan singkat kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Bukalapak menyatakan sejak awal berdiri mereka berkomitmen untuk memajukan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan empat unicorn Indonesia diakui Singapura, berdasarkan riset Google dan Temasek. Pernyataan itu muncul karena para unicorn mendapatkan pendanaan lewat Singapura dan induk perusahaan terdapat di sana.
Baca juga: Thomas Lembong beberkan mengapa 4 unicorn Indonesia diklaim Singapura
Menurut Tom, terdapat kebingungan karena para unicorn kerap mengumumkan soal investasi dan pendanaan. Hanya saja, nilai investasi itu tidak masuk dalam arus modal perusahaan yang tercatat di Indonesia.
Investasi yang diumumkan tersebut masuk dalam bentuk investasi ke induk unicorn di Singapura kemudian masuk ke Indonesia dalam bentuk pembayaran langsung seperti ke sejumlah vendor perusahaan iklan atau sewa kantor.
Terkait pernyataan Kepala BKPM itu, Bukalapak belum bisa berkomentar. Bukalapak masih menantikan penjelasan lebih lanjut tentang riset Google dan Temasek itu.
Baca juga: Traveloka: Investasi kami terserap di Indonesia
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019