Kepala BNNK Jakarta Utara AKBP Yuanita Amelia Sari, berkata, jajarannya secara rutin mengadakan pemeriksaan kepada kalangan pelajar dan mahasiswa di Jakarta Utara.
Hasil pemeriksaan itu sangat mengejutkan, karena menunjukkan pelajar SMA dan sederajat paling banyak menjadi pecandu narkoba. "Selama ini saat kami lakukan tes urin di kampus tidak menemukan yang positif. Sekarang kecenderungannya malah di pelajar SMA yang kedapatan positif," kata Sari.
Meski belum mengantongi data pasti, dia berkata, belum ada temuan mahasiswa yang terlibat penyalahgunaan barang haram itu. "Kalau di (Jakarta) Utara belum ada ya, karena kita sering lakukan penyuluhan di kampus dan kita perkuat dengan MoU jadi ada pengawasan juga dari pihak kampus," katanya.
Juga baca: Satgas Anti Narkoba cegah peredaran narkoba di kampus
Juga baca: Universitas Trisakti punya tim khusus tindak pengguna narkoba
Juga baca: Rasa penasaran jadi faktor utama mahasiswa konsumsi narkoba
Ia juga berkata, sejumlah perguruan tinggi di Jakarta Utara menerapkan aturan bebas narkoba bagi para mahasiswa barunya. "Karena saat masuk kampus tidak boleh menggunakan narkoba, itu salah satu syarat masuk kampus," ujarnya.
Ia juga meminta kepada pihak rektorat perguruan tinggi di Jakarta Utara untuk membatasi jam aktivitas para mahasiswa di malam hari.
"Saya tekankan kepada pihak kemahasiswaan tolong pada jam usai kuliah jangan ada aktivitas samapai malam, karena kecenderungan mereka itu memakai narkoba adalah saat jam kuliah sudah selesai," katanya.
Ia berkata, masa sesudah jam kuliah adalah waktu krusial peredaran narkoba. Ia berharap pembatasan jam itu bisa menjadi barikade untuk mencegah peredaran narkoba di lingkungan kampus.
Belum lama ini polisi mengungkap jaringan pengedar narkoba yang beraktivitas di kampus dan menyasar kampus-kampus. Jumlah barang bukti yang diamankan polisi dalam pengungkapan kasus tersebut juga tidak main-main, yakni ganja kering sebanyak 80 kilogram.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019