Meski di awal 2019 sempat terkendala dengan situasi politik, KPR tetap mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan awal tahunSolo (ANTARA) - Sejumlah perbankan di Kota Solo optimistis pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus meningkat seiring dengan kebutuhan hunian oleh masyarakat.
"Penyaluran KPR di tempat kami menunjukkan tren kenaikan di setiap bulannya. Meski di awal 2019 sempat terkendala dengan situasi politik, KPR tetap mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan awal tahun," kata Pemimpin Bidang Pemasaran BNI Slamet Riyadi Surakarta Lusiana Sulistyowati di Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Ia mengatakan hingga tahun lalu total penyaluran KPR BNI secara nasional mencapai Rp40,75 triliun atau naik 9,9 persen dibandingkan dengan tahun 2017.
"Dalam hal ini instant approval (proses yang lebih cepat, red) diharapkan dapat menggenjot kinerja BNI Griya yang telah mencatatkan portofolio Rp3,5 triliun per Juni 2019 atau tumbuh 8,9 persen secara year on year (tahunan)," katanya.
Berdasarkan data, lanjut dia, untuk suku bunga KPR yang diterapkan oleh bank tersebut mulai dari 4,5 persen efektif fixed 1 tahun pertama.
Selanjutnya, 6,75 persen/tahun selama tahun kedua dan 8,25 persen/tahun efektif fixed 1 tahun untuk tahun ketiga.
Sementara itu, Vice President Bank Mandiri Tbk Area Surakarta Ony Suryono Widodo mengatakan masih terus meningkatkan penyaluran KPR baik untuk segmen komersial maupun subsidi.
Meski tidak menyebutkan angka pasti, ia mengatakan, realisasi penyaluran KPR oleh Bank Mandiri sampai dengan Juni 2019 sudah mencapai 90 persen dari target, artinya kebutuhan hunian oleh masyarakat cukup besar.
"Saat ini suku bunga KPR berada di posisi 7,58 persen P.A (per annum atau tiap tahun). Kami tetap optimistis penyaluran KPR baik komersial dan subsidi akan terus tumbuh seiring dengan minat masyarakat yang juga tinggi," katanya.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019