Cirebon (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla akan meninjau sejumlah tempat di Kabupaten Cirebon, Jabar, Sabtu pagi (5/4) dengan menumpang sebuah helikopter dan akan mendarat di Bandara Cakrabuana.
Sebelum bertolak ke berbagai lokasi, Wapres akan mendapat penjelasan di VIP Room Bandara tentang revitaliasi pabrik gula, tol Cikampek-Palimanan, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLPTST) di Desa Serang, Kecamatan Klangenan.
Selanjutnya rombongan akan bertolak mengunjungi SLP di Desa Cangkuang dan dilanjutkan ke Pabrik Gula (PG) Tersana Baru di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon atau sekitar 20 kilometer sebelah Timur dari Kota Cirebon.
Bupati Cirebon Drs Dedi Supardi ketika dikonfirasi membenarkan adanya rencana kunjungan Wakil Presiden itu. "Betul, rencananya, Wakil Presiden akan melakukan kunjungan Sabtu (5/4) besok ke sejumlah tempat," katanya kepada ANTARA di Sumber, Jumat siang.
Gunandi, salah satu Staf PT PG Rajawali II Cirebon juga membenarkan rencana kunjungan Wapres ke PG Tersana Baru untuk meninjau fasilitas pabrik yang baru saja direvitalisasi.
"Kunjungan di Pabrik juga direncanakan singkat, tidak ada dialog, tetapi hanya ada sambutan dari Wapres saja," katanya.
Ketua APTRI Jabar H Anwar Asmali juga mengungkapkan, salah satu tujuan Wapres ke Cirebon tidak lain ingin melihat dari dekat program revitalisasi pabrik gula yang sudah tua agar bisa memproses gula petani dengan baik.
"Pabrik gula yang sudah sangat tua karena masih menggunakan mesin lama, tidak maksimal dalam memproses tebu menjadi gula sehingga hasil rendemen masih kalau jauh dibanding pabrik lain yang lebih baru seperti di Pabrik Gula Jatitujuh," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Cirebon Ir Ali Effendi mengatakan keberadaan SLPTST itu merupakan sekolah bagi para petani agar mampu bercocok tanam dengan teknologi baru.
"Sekolah yang baru berjalan sejak tahun 2007 itu merupakan sekolah lapangan terbaik di Indonesia dan bertujuan untuk mengejar target kenaikan produksi padi lima persen setiap tahun," katanya.
Ia mengungkapkan, petani lulusan sekolah itu terbukti mampu memproduksi gabah rata-rata 9 ton gabah kering panen (GKP) per hektar.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008