Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menilai perlu mengawasi secara ketat sejumlah perkembangan di bidang perbankan selama beberapa waktu terakhir yang memberikan dampak pada stabilitas perbankan nasional sekalipun hasil "stress testing" atas perbankan nasional cukup baik.Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dalam acara makan siang bersama para tokoh perbankan nasional dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jumat.Ia menyatakan sejumlah hal yang perlu dicermati adalah penurunan harga saham, penurunan harga surat utang negara (SUN) dan nilai tukar rupiah. Untuk pengawasan di bidang moneter, Bank Indonesia memandang diperlukannya pengelolaan perkiraan inflasi dimasa mendatang yang tidak lagi seluruhnya dibebankan pada BI rate. "Karena dampak likuiditas dalam perbankan merupakan bagian yang menyatu dari penerapan inflasion targeting framework," katanya. Menurutnya langkah itu diambil untuk menjaga keseimbangan harga di pasar valuta asing dan mengurangi resiko ketidakstabilan di pasar barang. Ia menyebutkan stabilnya nilai tukar rupiah pada enam minggu terakhir terhadap dollar AS pada kisaran Rp9.200 merupakan hasil dari upaya pencegahan yang dilakukan dengan cara melakukan "recycle" penghasilan dari hasil ekspor minyak. Masih menurutnya, sekalipun hal itu mengakibatkan nilai suku bunga Bank Indonesia turun dari Rp270 triliun menjadi Rp210 triliun, namun cadangan devisa masih aman pada kisaran 59 miliar AS. Pada kesempatan itu Gubernur BI juga mengatakan pemerintah perlu melakukan langkah-langkah antisipasi di sektor keuangan dan perbankan, antara lain dengan menjamin tersedianya likuiditas dan upaya mengurangi tekanan yang terjadi saat ini. "Kita akan terus memonitor dari waktu ke waktu di perbankan dan juga lembaga-lembaga non bank," katanya. Disebutkan juga mengenai keperluan untuk menuntaskan protokol krisis manajemen agar saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka lembaga keuangan dengan sistem stabilitas lembaga keuangan yang ada saat itu sudah mengetahui tugas dan fungsinya masing-masing.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008