Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu Kota Tanjungpinang) berhasil menciptakan buku yang berisi 500 pantun terkait pemilu.

Ketua Bawaslu Tanjungpinang Muhamad Zaini, yang didampingi dua komisioner, Maryamah dan Nofira Damayanti, menyerahkan buku berjudul "500 Pantun Pemilu; Pemilu Santun Melalui Pantun" kepada Ketua Bawaslu RI dan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, di Jakarta Pusat, Selasa.

"Alhamdulillah buku pantun pemilu ini mendapatkan sambutan hangat dan apresiasi dari ketua Bawaslu RI dan Ketua DKPP RI, semoga karya ini bermanfaat," tutur Muhamad Zaini.

Zaini menjelaskan, buku tersebut juga akan diberikan kepada Bawaslu di-34 provinsi pada dalam agenda Rakor Bawaslu RI di Yogyakarta sehingga diharapkan bisa menjadi referensi bagi Bawaslu secara nasional.

Pantun-memantun ini diharapkan memberi spirit dan petuah kepemiluan, karena kontennya berkaitan dengan berbagai aspek, mulai dari ajakan meningkatkan partisipasi pemilih, kampanye santun, tolak dan lawan money politik.

"Menariknya komisioner Bawaslu RI terkadang kerap menggunakan pantun dalam berbagai kegiatan nasional, apalagi jika acaranya di Kepri," tuturnya.

Makna filosofis dari buku yang diterbitkan oleh Bawaslu Kota Tanjungpinang adalah berupaya memadukan pemilu dengan kebudayaan melayu melalui sastra pantun, sehingga tercipta pesta demokrasi yang menyenangkan, dan terwujud pemilu santun melalui pantun.

Buku yang telah diluncurkan pada Senin lalu (29/7) di Kedai Cisangkuy, Tepi Laut dengan para wartawan dari lintas media, juga akan dibagi ke mitra dan pemangku kepentingan Bawaslu Kota Tanjungpinang, Bawaslu se-Kepri, termasuk akan menjadi referensi di Perpustakaan Kepri dan Kota Tanjungpinang.

Ketua Bawaslu RI Abhan mengapresiasi, dan memberikan kata sambutan dalam buku tersebut. Menurutnya penerbitan buku, hasil lomba pantun dari peserta berbagai kalangan ini, termasuk peserta pemilu dan masyarakat beberapa waktu lalu merupakan bentuk dari pengembangan pengawasan partisipatif pemilu, dalam mendorong pemilu yang berintegritas.

Demikian pula disampaikan oleh Ketua DKPP Harjono. Menurut dia, buku ini mampu menghadirkan pemilu yang semakin bermakna dan bermartabat. Pemilu bukan hanya dimaknai dengan mencoblos surat suara, namun harus berupaya membangun demokrasi harus diisi dengan budaya, salah satunya menyampaikan pesan melalui budaya pantun.

Sementara itu, Sekjen Bawaslu RI menilai, bahwa budaya pantun menunjukkan bentuk kecerdasan seseorang, karena mampu merangkai kalimat indah yang sarat makna dan petuah secara relevan dan spontanitas.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019