Humas RSKD Dadi, Yusuf Paraya di Makassar, Selasa, mengemukakan pasien jiwa yang dimaksud ialah pasien yang telah dinyatakan baik oleh dokter ahli jiwa dan sudah bisa dipulangkan.
"Namun karena alamat yang tidak jelas maupun keluarga yang sangat susah diakses maka mereka akan diberdayakan dengan melibatkan pihak-pihak tertentu, seperti lembaga swadaya masyarakat," ungkapnya.
Lembaga ini akan menjadi pendamping dan memberikan pelatihan untuk mengasah keterampilan masing-masing mantan pasien jiwa, gunanya agar lebih produktif dan bisa meningkatkan kualitas hidup lebih baik.
Program inovasi yang diinisiasi pihak RSKD Dadi ini sebagai langkah awal akan melibatkan dua lembaga, yakni Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) DPD Makassar dan Yayasan Anak Bangsa.
Menurut Yunus, program pemberdayaan ini akan segera harus dilakukan sebab jumlah pasien di RSKD Dadi sudah sangat membludak dan tidak sesuai dengan jumlah Tempat Tidur (TT) yang disiapkan.
Tercatat, ada 564 pasien jiwa di RSKD Dadi dari jumlah TT hanya 200 unit. Sementara pasien jiwa yang tidak memiliki keluarga sebanyak 127 orang namun memiliki kartu BPJS Kesehatan dari Dinas Sosial. Sedangkan sekitar 60 orang masih dalam tahap proses pembuatan kartu kesehatan itu.
"Padahal kami tidak bisa klaim BPJS jika pasien ini belum dipulangkan. Kita sudah cari rumahnya tetapi rumah dan keluarganya sudah tidak ditemukan. Kita bawa ke dinsos juga mereka angkat tangan," paparnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua DPD JPKP Makassar, Eka Darmawansyah menyampaikan pihaknya akan menyiapkan rumah singgah yang bertempat di Jalan Lanto Daeng Pasewang untuk mengakomodir pasien jiwa yang sudah pulih kejiwaannya.
Lembaga yang bergerak di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial ini secara bertahap akan melakukan pendampingan tahap pertama kepada 20 orang yang direncanakan akan dilakukan pada September nanti.
"Kita pelan-pelan lakukan pendampingan. Kita rencana bakal berikan pelatihan sesuai dengan kemampuannya masing-masing," tandasnya.
Beberapa rencana pengembangan keterampilan seperti menganyam, menanam dengan sistem hidroponik, membuat tas sulam. "Kita juga akan mengajar sekaligus mengajak untuk lebih produktif dengan mengisi air galon dan mengantarnya," kata Eka.
Baca juga: Pasien rumah sakit jiwa membludak
Baca juga: Puluhan pasien RSJ Jambi ditelantarkan keluarga
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019