Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan dunia di tengah pelambatan tajam ekonomi di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya, seorang juru bicara IMF mengatakan, Kamis.Namun, IMF juga mengatakan bahwa negara-negara sedang berkembang berkedudukan baik terhadap kondisi krisis keuangan dan mortgage saat ini, karean melonjaknya harga-harga komoditi telah mendorong kenaikan penerimaan ekspor, menurunt laporan IMF dirilis Kamis.IMF mengatakan pihaknya memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,7 persen pada tahun ini, turun dari proyeksi pertumbuhan 4,1 persen pada Januari. IMF mengungkapkan data baru ini diumumkan satu minggu lebih awal dari perkiraan, setelah Bloomberg News memperoleh copy catatan latar belakang proyeksi tersebut pada Rabu. Lembaga keuangan internasional itu secara resmi akan merilis sepenuhnya laporan "World Economic Outlook" pekan depan, jelang pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia pada 12 dan 13 April.12 and 13. Laporan mengatakan negara-negara industri dengan pasar-pasar keuangan dan mortgage lebih berkembang telah terpukul lebih keras dalam koreksi harga perumahan daripada negara-negara miskin, dimana orang lebih sedikit memiliki akses terhadap kredit. Pertumbuhan di Amerika Serikat telah menjadi berhenti sama sekali dan Eropa kemungkinan akan mengalami penurunan akibat gejolak pasar keuangan dan ketatnya pasar kredit, kata Simon Johnson, ketua ekonom IMF. Laporan media Kamis, melaporkan IMF juga menetapkan pekan depan, untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2008 menjadi 0,5 persen dari sebelumnya 1,5 persen. Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn kepada surat kabar French Le Figaro mengatakan bahwa ramalan pertumbuhan AS dari Januari telah direvisi turun, tanpa mengungkapkan datanya. Tetapi, negara-negara miskin secara kontras akan terlihat tidak begitu besar terkena dampak krisis perumahan yang meluas ke dalam ekonomi secara umum. Negara-negara berkembang memiliki sebuah, " basis kuat untuk melanjutkan pertumbuhan mereka," melalui kenaikan ekspor manufaktur dan lonjakan harga komoditi yang telah memicu pengintegrasian ekonomi-ekonomi dunia. Harga-harga komoditi telah meningkat sekitar 75 persen dalam ukuran riil sejak 2000, kata IMF. Johnson mengatakan bahwa prospek ekonomi secara kesuluruhan "mixed" (beragam), demikian DPA.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008