Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunganya (BI Rate) senilai delapan persen pada bulan ini, karena akan membantu dunia usaha bertahan di tengah krisis global. "Kami mendukung dan mengharapkan BI tidak menaikkan suku bunganya (BI Rate) untuk meredam inflasi," ujar Ketua Komite Tetap Bidang Moneter dan Fiskal Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo, kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, saat ini BI Rate sebesar delapan persen, dunia usaha sudah babak belur karena merosotnya daya beli masyarakat akibat menurunnya pendapatan dan melonjaknya harga pangan. Selain itu, ia menilai, naiknya harga bahan bakar minyak (bbm) non subsidi untuk industri dan dampak resesi global, juga mempengaruhi menurunnya kinerja dunia usaha di dalam negeri. "Kami berharap BI tidak menaikkan BI rate, agar sektor riil dapat bertahan," ujarnya Untuk mengatasi inflasi, pihaknya mengusulkan lima langkah yang bisa dilakukan BI, yaitu pertama memperkuat nilai tukar rupiah. Kedua, meningkatkan koordinasi otoritas moneter dan fiskal dalam menjaga stabilitas makro ekonomi, Ketiga mendukung efektifitas transmisi kebijakan moneter dengan menggunakan suku bunga pasar uang antar bank dengan basis melakukan optimalisasi intervensi pasar valas, dan keempat memperluas basis instrumen pasar keuangan. Selain itu, kelima, perbankan harus terus didorong lebih aktif dalam penyaluran kredit sektor produktif termasuk infrastruktur. "Terus terang kalangan dunia usaha sudah tidak tahu langkah apa yang akan dilakukan kalau kondisi daya beli masyarakat terus menurun, suku bunga kredit dan harga bahan baku naik," katanya. Saat ini untuk mempertahankan usahanya, kata dia, dunia usaha terus melakukan efisiensi dengan pengurangan produksi dan tenaga kerja. Hal senada dikemukakan Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Sutrisno yang berharap adanya dukungan kalangan perbankan untuk menyalurkan kredit di sektor produktif. "Sayangnya, sampai saat ini perbankan nampaknya lebih suka dan aman menempatkan uang nasabahnya di SBI (suku bunga BI) dibandingkan menyalurkan kredit ke sektor riil," ujarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008