Sigi (ANTARA) - Warga di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah memperoleh kado istimewa pada peringatan hari ulang tahun Kecamatan Palolo ke-23.

Kue lapis yang dibuat warga di kecamatan itu berhasil masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kue lapis terbesar dan terpanjang di Indonesia bahkan di dunia yang dibacakan Manajer MURI Andrurwandono di Lapangan Desa Makmur Kecamatan Palolo, Senin (29/7).

Kue lapis tersebut memiliki panjang 264 meter, lebar 40 centimeter dan tinggi 4,5 cm dengan total volume 4.752 meter persegi serta. Kue lapis itu memiliki berat 5 ton 610 kilogram. Membutuhkan waktu 11 jam untuk mengukus kue lapis itu hingga matang.

Bupati Sigi Muh. Irwan Lapatta alam sambutannya menyampaikan komitmennya untuk senantiasa menyejahterakan masyarakat dan mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersamaan, salah satu caranya dengan kegiatan seperti itu.

"Ada beberapa poin penting yang saya tekankan yaitu senantiasa meningkatkan persatuan dan kesatuan agar daerah kita tetap aman dan stabil tanpa membedakan suku, ras maupun golongan," katanya.

Sementara itu Gubernur Sulawesi Tengah yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate sangat mengapresiasi peringatan HUT Kecamatan Palolo ke-23 yang diisi raihan rekor MURI bahkan dunia kue lapis terbesar dan terpanjang yang tentu saja mengharumkan nama Sulteng.

“Pada hari ini kita bersama-sama memperingati HUT Kecamatan Palolo ke-23 dengan perkembangannya hingga saat ini dan tentu semua ini tidak lepas dari peran saudara-saudara, baik aparatur pemerintah kecamatan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh adat serta semua komponen masyarakat dengan penuh rasa memiliki," ucapnya.

Ia mengajak seluruh pihak agar terus berpacu mengembangkan sektor-sektor unggulan yang ada Kecamatan Palolo agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.

"Saya berharap peringatan HUT Kecamatan Palolo dengan beragam kegiatan yang dilakukan tidak semata sebatas perayaan saja, akan tetapi lebih dari itu. Paling tidak dapat membangun suatu perilaku seluruh warganya untuk bisa bergerak atau berbuat untuk daerahnya sendiri," katanya.

Harapan itu harus dicapai dengan bantuan seluruh perangkat pemerintah dan didukung oleh komponen masyarakat dengan membangun budaya kerja sama dan gotong-royong.
Baca juga: Kalteng pecahkan rekor MURI bakar jagung 62 ribu tongkol
Baca juga: Ribuan gelas kopi kawa daun siap pecahkan rekor MURI

Baca juga: Pemerintah diharap bangun kembali jalan Poros Palu-Palolo pascabencana
Baca juga: Puluhan rumah di Palolo diterjang angin kencang

Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019