Oleh John Nikita Jakarta (ANTARA News) - "Aku milikmu malam ini, dan memelukmu sampai pagi. Tapi, nanti bila ku pergi, tunggu aku di sini." Penggalan lirik pada refrain lagu bertitel "Aku Milikmu" itu diciptakan Pongki "Jikustik" Bharata untuk dinyanyikan Iwan Fals bukan sebagai materi jagoan album baru sang penyanyi balada, melainkan penggambaran kekuatan cinta sepasang anak muda di Yogyakarta. Kisah asmara dua sejoli bernama Jiwo dan Maria itu merupakan tema cerita film drama romantis berjudul "Kekasih", satu karya debutan sutradara muda Wisnu Adi. Wisnu pula yang punya ide cerita, ditulis oleh Beby Hasibuan. Ibarat Merpati Tak Ingkar Janji, sang sutradara membahasakan kekuatan cinta Jiwo dan Maria yang diperankan dua pendatang baru, Angga Dwisaputra dan Vonny Kristiada, dalam puisi singkat, "Cinta membuat waktu cepat berlalu, tapi apakah waktu membuat cinta jadi cepat berlalu?" Dua cucu Adam itu dipertemukan saat bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Yogyakarta. Jiwo suka main burung merpati, sedangkan Maria tidak. Matinya merpati kesayangan Jiwo dalam satu kecelakaan yang melibatkan Maria menjadi awal perkenalannya dengan gadis dari keluarga kaya dan terhormat itu. Tapi, seperti kata pepatah, cinta memang tak mengenal pangkat dan harta. Meski Jiwo cuma anak seorang serdadu yang tewas ditelan ombak Laut Selatan lantaran ingin menyelamatkan atasan, cinta Maria tak terhalang. Sementara itu, kecemasan melanda orang tua mereka, dan Maria pun diungsikan ke luar dari Kota Gudeg tersebut. Kalau jodoh tak ke mana, kata orang. Hal itu pula yang terjadi pada cinta Jiwo dan Maria. Saat Maria kembali ke Yogyakarta, setelah dia tumbuh mejadi gadis dewasa, tanpa kesulitan sedikit pun bertemu lagi dengan Jiwo. Sang kekasih, yang masih tetap gemar main merpati, pun ternyata tidak punya pasangan gadis lain yang dicintai. Kerinduan yang begitu menyiksa jiwa pun lumer ketika keduanya bersatu tubuh di sebuah gubuk tua di pesisir laut. Ucapan Jiwo, "Maria, sepertinya kita tidak cocok." Namun, usai waktu itu pun tak mampu memisahkan mereka. Pertengkaran memang kadang terjadi karena perbedaan di antara mereka, tetapi itu cuma lika liku cinta biasa. "Setiap cinta punya cerita. Dalam kasus Jiwo dan Maria, cinta itu begitu kuat, meski ada garis perbedaan di antara mereka," kata Wisnu. Sementara itu, PT Grandiz Media Production boleh jadi cuma pendatang baru di bisnis film layar lebar. Tetapi, untuk karya perdana itu, sepertinya produser Chandra Willim tidak mau main-main. Selain menghadirkan bintang-bintang senior termasuk Pietrajaya Burnama dan Doni Damara, masing-masing sebagai kakek dan ayah Maria, film Kekasih juga menampilkan Iwan Fals dan Pongky sebagai pemain tamu. "Saya bersedia main dalam film ini karena tertarik pada ceritanya," kata Iwan. Ia juga mengatakan, suka pada lagu "Aku Di sini" karya Pongky, yang dikatakannya sebagai: "Sangat pas untuk tema filmnya." Kedua musisi tampil sebagai latar adegan Jiwo dan Maria sedang makan di emperan Jalan Malioboro, Yogyakarta. Iwan menyanyi sambil memainkan gitar, sementara Pongky ikut mengiringi dengan piano. Kekasih dijadwalkan beredar di bioskop nasional mulai 3 April 2008. Di era kejayaan genre cinta dan horor sekarang, kisah merpati tak ingkar janji atau cinta tak pupus oleh waktu itu tentu diharapkan "mampu bicara". (*)

Oleh
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008