Jakarta (ANTARA News) - Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengkaji kemungkinan tiket kereta rel listrik (KRL) disatukan dengan tiket busway sehingga mempermudah perjalanan komuter yang harus menggunakan kedua moda transportasi itu. "Untuk menggabungkan tiket itu saya sudah usulkan ke PT KA. Harus ada kajiannya terlebih dahulu," kata Kepala Dinas Perhubungan Nurachman di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis. Untuk tahap awal, penggabungan tiket KRL dan tiket busway itu dimungkinkan di koridor I (Blok M- Kota) dan koridor II (Pulo Gadung- Harmoni) karena titik transfernya ada. "Koridor I dan II memang memungkinkan, karena beberapa halte bisa jadi titik transfer, karena bersinggungan dengan stasiun KA," papar Nurachman. Beberapa halte yang bisa menjadi titik transfer adalah halte Kota (koridor I), Dukuh Atas (koridor I), Juanda (koridor II dan III) dan halte Senen (koridor II) meskipun halte Senen disebut agak jauh dengan Stasiun Pasar Senen. Untuk tahap selanjutnya, Nurachman menyebut bahwa stasiun Jatinegara juga bisa dijadikan titik transfer karena akan dilalui oleh koridor XII (Tanjung Priok- Pluit). Sementara Stasiun Tanah Abang tidak akan dijadikan titik transfer karena tidak ada jalur busway yang akan melalui daerah itu. Dengan sistem tiket terintegrasi itu, penumpang KRL yang ingin berpindah naik busway cukup sekali membeli tiket dan sebaliknya. "Nantinya bisa saja tiket KA satu tiket dengan feeder lain, tidak mesti busway, bisa saja dengan bus kota biasa," katanya. Namun Nurachman menyebut sistem ini sulit diterapkan untuk KRL lingkar Ciliwung Blue-Line karena titik-titik pertemuan yang tidak memadai. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008