Kupang (ANTARA) - Pengamat politik yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Dr. Marianus Kleden menilai pertemuan Surya Paloh dengan Gubernur DKI Anies Baswedan merupakan bentuk "menakut-nakuti" PDI Perjuangan dan Jokowi.
"Semacam 'gertakan' dari Surya Paloh terhdap PDIP dan juga kepada Jokowi sendiri. 'Saya yang capek-capek mendukung Jokowi, kok, Gerindra yang dapat enaknya'," kata Marianus Kleden kepada ANTARA di Kupang, Selasa.
Baca juga: Ferry: Gerindra belum putuskan sikap untuk gabung dengan pemerintah
Baca juga: Surya Paloh sebut Anies Baswedan keluarga besar di NasDem
Baca juga: Surya Paloh Sebut belum terpikirkan menambah anggota koalisi
Marinus mengemukakan hal itu berkaitan dengan wacana yang dibangun oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang akan mendukung Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai calon presiden periode 2024 s.d. 2029 serta dampak hubungan NasDem dengan PDIP dan Jokowi.
Meskipun tidak diungkapkan secara eksplisit, menurut Marinus, rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo demi persatuan bangsa akan dieksekusi melalui rekrutmen menteri dengan mempertimbangkan keterwakilan Gerindra. Begitu pula, partai-partai lain yang sebelumnya berada di kubu yang berseberangan dengan Jokowi pada Pilpres 2019.
NasDem, kata Marianus, merasa khawatir jika Gerindra memborong semua sehingga partai ini tidak mendapat tempat sesuai dengan harapan.
Baca juga: Megawati dan Prabowo diskusikan persatuan bangsa pasca-Pemilu 2019
"NasDem akanbertanya di manakah posisi saya yang selama ini setia mendukung Jokowi, antara lain, melalui Metro TV, memberikan efek yang signifikan," kata Marianus.
Oleh karena itu, sikap Surya Paloh dan NasDem harus bisa dipahami sebagai bentuk kekecewaan terhadap PDI Perjuangan dan Jokowi yang memberi angin bagi Prabowo dan Gerindra untuk bergabung dalam pemerintahan.
Baca juga: Surya Paloh belum sodorkan nama menteri ke Jokowi
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019