Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan kembali menerbitkan surat utang negara (SUN) atau obligasi negara dengan bunga mengambang (variable rate) pada pertengahan April 2008. "Salah satu pertimbangan penerbitan suatu jenis obligasi negara adalah seberapa besar permintaan terhadap jenis itu, kalau tinggi maka pemerintah akan meresponnya," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Kamis. Pemerintah menilai, permintaan terhadap SUN dengan bunga mengambang saat ini cukup tinggi sehingga pemerintah akan menerbitkan surat utang negara (SUN) jangka pendek seri `variable rate` berjangka waktu tiga tahun, mulai April 2008. Menurut Rahmat, SUN jangka pendek dengan bunga mengambang saat ini diminati kalangan perbankan untuk tujuan manajemen resiko. "Penerbitan SUN dengan `variable rate` akan menghindari adanya `financial risk` (risiko keuangan) karena pemerintah juga harus membayar kembali SUN serupa yang jatuh tempo," jelas Rahmat. Sementara itu Direktur Surat Berharga Negara Ditjen Pengelolaan Utang, Bimantara Widyajala menyebutkan, pemerintah menerbitkan SUN dengan bunga mengambang terakhir kali pada 20 November 2002 sebagai instrumen keuangan setelah krisis tahun 1997/1999. Setelah itu hingga saat ini tidak ada penerbitan SUN dengan bunga mengambang karena pemerintah ingin mengendalikan resiko suku bunga sehingga yang diutamakan adalah penerbitan dengan bunga tetap. Menurut dia, dengan komposisi SUN saat ini yang lebih banyak didominasi SUN berbunga tetap maka ada ruang untuk penerbitan kembali SUN dengan bunga mengambang. Komposisi SUN dengan bunga mengambang saat ini mencapai sekitar 28 persen dibanding dengan SUN dengan bunga tetap sebesar 72 persen. Selain itu, jumlah SUN dengan bunga mengambang yang akan jatuh tempo sejak Agustus 2008 hingga Desember 2008 akan mencapai sekitar Rp18 triliun. "Yang akan jatuh tempo sekitar Rp18 triliun, sementara dari sisi supplay tidak ada padahal market membutuhkan instrumen itu," jelas Bimantara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008