Jakarta (ANTARA News) - BI terus mencermati nilai tukar rupiah dan mengupayakan kestabilan serta penguatannya untuk menahan laju inflasi akibat barang-barang impor
(imported inflation) yang harganya tinggi.
"Pencermatan kita agar nilai tukar rupiah stabil dan menguat terus diupayakan," kata Miranda S Goeltom di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya telah setuju dengan pemerintah asumsi nilai tukar rupiah rata-rata dalam setahun 9.100 per dolar AS. Sementara itu BI mencatat nilai tukar rupiah rata-rata pada triwulan I 2008 tercatat sebesar 9.258 per dolar AS.
Di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi, nilai tukar rupiah masih pada 9.220/9.225 per dolar AS, merosot dibanding penutupan hari sebelumnya 9.175/9.179 atau turun 45 poin.
Namun, Miranda menyatakan, pihaknya tidak bisa mengatakan rupiah akan dibawa pada angka tertentu.
Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dalam siaran pers tentang BI rate hanya mengatakan, nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan bergerak sesuai dengan perkembangan faktor fundamentalnya.
Cadangan Devisa
Sementara itu, BI mencatat pada akhir Maret 2008 posisi cadangan devisa mencapai 59 miliar dolar AS atau setara dengan 5,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Nilai cadangan devisa ini meningkat dibandingkan pada posisi akhir Februari 2008 sebesar 57,125 miliar dolar AS.
Peningkatan cadangan devisa tersebut didukung oleh surplus neraca pembayaran Indonesia seiring dengan tingginya harga-harga komoditas internasional.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008