Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S Goeltom, mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2008 berada di bawah enam persen. "Kami awalnya memproyeksikan kuartal pertama 2008 sebesar 6,05 persen, pasti sekarang di bawah enam persen," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis. Namun pihaknya belum bisa memberikan angka tepatnya pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2008 karena angkanya masih belum pasti. Menurut dia, menurunnya pertumbuhan ekonomi ini terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekspor karena adanya perlambatan ekonomi global. Dikatakannya, BI telah merevisi kisaran pertumbuhan ekonominya dari 6,2-6,8 persen menjadi 6,2-6,5 persen, sehingga nilai tengah (mid point) pertumbuhan ekonomi juga bergeser dari 6,5 persen pada awalnya menjadi 6,35 persen. BI Rate Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar delapan persen. Miranda seusai RDG, menjelaskan pertimbangan mempertahankan BI-Rate ini untuk mengendalikan tekanan inflasi dan mengantisipasi perlambatan ekonomi global. Pada Maret inflasi nasional masih tinggi sebesar 0,95 dan untuk tahunan (year-on-year) sebesar 8,17 persen. Sementara itu untuk pencapaian target inflasi 2008 sekitar 6,5 persen. "Dengan mempertimbangkan pengendalian inflasi maka RDG BI hari ini menetapkan BI Rate tetap," kata Miranda. Keputusan tersebut berarti BI telah mempertahankan suku bunga acuan-nya ini selama empat bulan berturut-turut sejak RDG yang diselenggarakan pada 6 Desember 2007. Pada RDG 6 Desember 2007 tersebut, BI memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar sebesar 25 basis poin (bps) dari 8,25 persen menjadi 8 persen. Namun pada RDG Januari, Februari, Maret dan April ini, BI memutuskan mempertahankan BI-Rate karena faktor masih tingginya tekanan inflasi. (*)
Copyright © ANTARA 2008