Yogyakarta (ANTARA News) - Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kamis, enggan menanggapi usul Partai Demokrat yang memposisikannya sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Gubernur Istimewa Yogyakarta (DIY) yang juga Raja Keraton Yogyakarta ini mengatakan, "Belum ada komunikasi soal itu (usul cawapres dari Partai Demokrat-red.)". "Saya juga tidak tahu soal itu, karena sampai saat ini belum ada orang dari Partai Demokrat yang menghubungi saya," kata Sultan yang juga salah seorang tokoh di Partai Golkar. Menurut dia, kalau pun akan ada pembicaraan, semuanya perlu waktu. "Tetapi, saya belum mau membicarakan hal itu," katanya. Dalam pemberitaan di media massa akhir-akhir ini nama Sri Sultan memang disebut sebagai calon presiden alternatif pada Pilpres 2009, namun ada juga yang mewacanakannya sebagai cawapres mendampingi sejumlah capres, termasuk wacana mendampingi Presiden Yudhoyono. Sejauh ini Sultan memang belum memberikan pernyataan resmi apakah dia akan maju sebagai capres atau cawapres dalam Pilpres 2009, bahkan pada 2008 dia masih harus berkonsentrasi pada masalah pemilihan gubernur yang kini menjadi polemik di tengah masyarakat Yogyakarta. Ketika disinggung soal pernyataan Mendagri bahwa tidak ada gubernur seumur hidup, Sultan menjawab diplomatis, "Ya memang tidak ada gubernur seumur hidup. Saya juga bukan gubernur seumur hidup," katanya. Begitu juga dengan pernyataan Danrem 072/Pamungkas, Kolonel (Arm) Subekti, bahwa "Pilkada DIY berlangsung pada masa krisis dan kritis", Sultan menanggapinya dari aspek keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). "Pernyataan Danrem itu wajar saja terkait dengan situasi dan kondisi kamtibmas. Maksudnya jangan sampai menimbulkan gejolak," katanya. Sultan pada kesempatan itu mengimbau masyarakat Yogyakarta agar menyampaikan aspirasi secara santun, tidak perlu dengan aksi yang berlebihan. Pernyataan ini terkait dengan aksi pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Malioboro yang menghentikan aktivitas berjualan sehari karena ingin menyampaikan aspirasi mendukung penetapan Sultan dan Paku Alam IX sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY periode 2008-2013. Menurut Sultan, seharusnya tidak perlu menghentikan aktivitas berjualan. "Silakan saja menyampaikan aspirasi, tetapi setelah itu berjualan kembali. Meski demikian saya mengucapkan terima kasih kepada PKL yang telah bersimpati kepada saya," katanya. Kunjungan Wapres Ditanya rencana kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke DIY, ia mengatakan Wapres dijadwalkan datang Senin (7/4). Menurut jadwal sementara, Wapres akan mengunjungi Kabupaten Bantul dan Gunungkidul. "Wapres ingin melihat pembangunan pertanian dan kondisi pascagempa. Tetapi jadwal pastinya masih disusun," kata Sultan, sambil menambahkan kedatangan Wapres Jusuf Kalla tidak ada kaitannya dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan DIY yang saat ini masih dibahas pemerintah pusat. (*)

Copyright © ANTARA 2008