Pekanbaru (ANTARA) - Satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) melanjutkan pemadaman lima hektare lahan gambut yang terbakar sejak akhir pekan kemarin di Desa Petani, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau.
"Gambut yang terbakar masih menyisakan asap. Kita harus pastikan titik api benar-benar padam," kata Komandan Rayon Militer 03/Bunut, Kapten Inf E Sihotang di Pekanbaru, Senin.
Kebakaran lahan gambut di Desa Bunut terjadi sejak pekan lalu. Lahan gambut yang ditumbuhi semak belukar yang terbakar merambat ke lahan milik masyarakat tersebut. Sejak awal, tim gabungan melibatkan prajurit TNI dan Satgas terus berjibaku menjinakkan api.
Hingga hari ini, Sihotang mengatakan kebakaran berhasil diatasi dan menyisakan kepulan asap. Akan tetapi, dia menegaskan kepulan asap itu menandakan bahwa masih ada bara api di dalam gambut. Untuk itu, dia mengatakan pihaknya terus berusaha melakukan pemadaman secara maksimal untuk mencegah kebakaran terulang kembali.
"Upaya pendinginan ini merupakan upaya terakhir dalam proses pemadaman. Jika asap sudah habis, maka sudah bisa dipastikan tak akan ada lagi api baru yang akan muncul," jelasnya.
"Saya melihat bahwa semua Babinsa saya sudah semangat maksimal dalam melaksanakan tugasnya," tuturnya.
Hingga hari ini, kebakaran masih terus terjadi di sejumlah kabupaten di Riau. Pelalawan menjadi wilayah yang mengalami kebakaran paling parah. Selain itu, Siak juga masih terus membara dan petugas gabungan terus berusaha melakukan pemadaman secara terpadu.
Hingga Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.800 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.435 hektare.
Akan tetapi angka yang dirilis BPBD Riau itu berpotensi lebih besar setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan luas kebakaran di Riau sepanjang 2019 ini mencapai lebih dari 27.000 hektare lebih.
Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang.
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019