Beijing (ANTARA News) - Jumlah negara yang menolak melakukan boikot Olimpiade 2008 tanggal 8-24 Agustus di Beijing terus bertambah.
"Perdana Menteri Inggris Gordon Brown misalnya, mengatakan Olimpiade adalah kegiatan olahraga yang penting dan besar pengaruhnya bagi dunia," demikian seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Kamis.
Dia mengkonfirmasi akan mewakili Inggris pada Olimpiade 2008 dan akan hadir pada acara penyambutan saat Obor Olimpiade tiba di Inggris, 6 April 2008.
Perdana Menteri Denmark, Anders Fogh Rasmussen, mengatakan bahwa pemerintahnya menolak tindakan boikot Olimpiade Beijing dan mewakili keluarga Kerajaan Denmark dan pemerintah untuk menghadiri kegiatan pada Agustus 2008.
"Olahraga harusnya tidak dicampur dengan politik," katanya, seraya menambahkan Denmark akan mengirimkan delegasi ke Beijing untuk mendukung partisipasi atletnya ke ajang olahraga itu.
Sebelumnya, Menlu Denmark Per Stig Moeller mengatakan bahwa ketika menghadiri suatu pertemuan menlu Uni Eropa di Slovenia disebutkan bahwa suatu kesalahan untuk mengancam pemboikotan Olimpiade dan boikot akan menyakiti masyarakat China secara mendalam.
Pada Jumat pekan lalu, PM Slovakia Robert Fico, mengatakan boikot Olimpiade Beijing adalah tindakan tanpa arti.
Menurut Juru Bicara Kepresidenan Slovakia, Marek Trubac, Presiden Slovakia Ivan Gasparovic yakin olahraga harus berlangsung dan suatu tindakan boikot hanya akan menyakiti atlet.
Menteri Masalah dan kerjasama Luar Negeri Spanyol, Miguel Angel Moratinos, mengatakan negaranya akan menghadiri Olimpiade 2008 di Beijing.
"Olimpiade adalah panggung terbaik untuk mengurangi sejumlah kontroversi dan untuk memulai dialog dan sebaiknya kita tidak melakukan pemboikotan," katanya.
Hal sama dilakukan juga oleh Menlu Australia, Stephen Smith, yang menyebutkan dirinya tidak yakin suatu tindakan boikot Olimpiade adalah bijaksana dan negaranya tidak akan melakukan pemboikotan Olimpiade.
Ia menambahkan Olimpiade seharusnya digunakan untuk memfasilitasi pertemuan dengan sejumlah negara lain.
"Olimpiade adalah suatu peluang untuk memberikan perhatian pada China juga memperluas China untuk berhubungan dengan masyarakat internasional," kata Stephen Smith. (*)
Copyright © ANTARA 2008