Selama masa pelatihan akselerasi, murid dibebaskan untuk terbang tiga sampai lima jam Senin sampai Minggu kecuali ada alasan medis, dan instruktur selalu siap untuk memandu selama masa pelatihan sampai enam jam.

Jakarta (ANTARA) - Sekolah Pilot Astronacci Aviation melalui 14DAYPILOT Flight Academy memastikan kualitas pilot meski masa pendidikan yang singkat, yakni selama 115 hari.

Pendiri Astronacci Aviation Captain Gema Guryadi saat diskusi dengan wartawan di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin, menjelaskan pihaknya menerapkan sistem pembelajaran yang padat kepada calon pilot, yakni terbang selama empat jam per hari.

Selain itu, lanjut dia, pembelajaran teori berlangsung dari pukul 08.00 hingga 24.00 dan sebagian calon pilot belajar sendiri secara daring dan dibekali materi sehingga bisa belajar di mana saja.

“Kami menyebutnya dengan program akselerasi," katanya.

Selama masa pelatihan akselerasi, murid dibebaskan untuk terbang tiga sampai lima jam Senin sampai Minggu kecuali ada alasan medis, dan instruktur selalu siap untuk memandu selama masa pelatihan sampai enam jam, katanya.

Dia menambahkan setiap murid yang mengikuti program ini mempunyai instruktur senior yang hanya berfokus pada satu murid selama masa pelatihan.

Selain itu, setiap murid berlatih dengan pesawat masing-masing, jadi bukan satu pesawat untuk bersama-sama.

Sekolah pilot yang bermarkas di California, Amerika Serikat, ini sudah memiliki lima instruktur, satu instruktur dari Indonesia dan empat instruktur dari Amerika Serikat.

Hingga saat ini, Capt Gema mengatakan sekolah pilot 14DAYPILOT Flight Academy telah mencetak 15 pilot asing dan lima pilot Indonesia.

Dia mengatakan sekolah pilot tersebut telah mengantongi lisensi dari Otoritas Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA), yaitu Approved Transport Security Administation (TSA) Provider di Asia dan FAA Approved Safety Training Provider.

Program akselerasi sekolah pilot itu ini juga mempunyai silabus yang fleksibel, di mana di setiap ada kendala seperti cuaca buruk, instruktur akan langsung pindah ke pelatihan yang lainnya dibandingkan harus membatalkan latihan.

“Setiap hari murid diharuskan untuk terbang minimal dua hingga tiga kali sehari untuk mencapai kelulusan murid. Tak hanya untuk pesawat, bahkan instruktur pun akan standby seharian hanya untuk satu murid dengan tujuan membantu murid mencapai target mereka,” katanya.

Capt Gemma menuturkan lulusannya pun beberapa sudah ada yang diterima di maskapai penerbangan nasional, seperti Lion Air dan AirAsia.

Namun, lanjut dia, sebagian besar murid berasal dari Singapura dan belum banyak menyerap calon pilot Indonesia.

Capt Gema menambahkan rata-rata para murid adalah pebisnis yang ingin memiliki lisensi terbang.

“Kita tidak ada batasan umur, siapapun bisa menjadi pilot,” katanya.

Biaya yang dikeluarkan agar bisa menempuh pendidikan pilot di 14DAYPILOT Flight Academy hingga bisa menerbangan pesawat komersial multiengine, yaitu 79.000 dolar AS.

Ia mengaku ingin meningkatkan kualitas pilot Indonesia yang dinilai masih banyak yang belum memenuhi standar maskapai.

“Visi saya adalah selain komersial, juga membantu meningkatkan kyalitas pilot muda Indonesia,” katanya.

Salah satu pilot lulusan 14DDAYPILOT Flight Academy Farandi mengatakan dirinya dituntut untuk belajar dengan gigih dan jadwal yang padat dalam mengikuti program tersebut.

“Saya biasa belajar santai, di sana tidak bisa. Saya juga sempat frustrasi karena tidak bisa landing dan pernah gagal ujian instrumen,” katanya.

Selain itu, dia menambahkan, tantangan yang berat adalah memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019