Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta akan memberikan vaksin HPV secara gratis kepada siswi kelas 5 SD pada tahun ini dan dilanjutkan pada tahun berikutnya saat siswi tersebut duduk di bangku kelas 6 SD.
“Ini adalah program nasional. Selain Kota Yogyakarta, program pemberian vaksin HPV gratis ini juga akan dilakukan di Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta masih mendata jumlah siswi kelas 5 SD yang akan menjadi sasaran program pemberian vaksin HPV gratis. Pendataan diharapkan rampung pada September karena pemberian vaksin dijadwalkan dilakukan pada November.
Endang menyebut, vaksin HPV untuk mencegah infeksi “human papillomavirus” penyebab kanker serviks efektif bekerja saat remaja dan belum terpapar kegiatan seksual dibanding jika vaksinasi dilakukan saat sudah dewasa. “Pemberian vaksin hanya dilakukan untuk siswi saja, tidak untuk siswa,” katanya.
Selain itu, kata dia, pemberian vaksin harus dilakukan dua kali sehingga jika sasaran pada tahun ini adalah siswi yang duduk di bangku kelas 5 SD, maka vaksin kedua akan diberikan setahun setelahnya, yaitu saat siswi duduk di bangku kelas 6 SD.
Endang berharap, siswi SD di Kota Yogyakarta dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan vaksinasi nasional tersebut. “Apalagi vaksin diberikan secara gratis. Jika melakukan vaksinasi secara mandiri, maka harganya cukup mahal sekitar Rp1 juta untuk sekali vaksinasi,” katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki dari puskesmas, Dinas Kesehatan mencatat kasus kanker serviks pada 2018 tercatat sebanyak 34 kasus dan hingga akhir Juni tahun ini tercatat sebanyak 37 kasus. Rata-rata dialami perempuan berusia 40 tahun ke atas. “Oleh karena itu, tindakan pencegahan penting dilakukan sejak dini untuk mencegah infeksi HPV adalah dengan vaksinasi,” kata Endang.
Vaksinasi akan membuat tubuh membentuk antibodi terhadap HPV sehingga jika ada virus yang masuk atau menyerang, maka tubuh akan melakukan perlindungan sehingga virus tidak menyebabkan kanker serviks.*
Baca juga: Terlambat divaksin HPV, perlu vaksinasi ulang?
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019