Jakarta (ANTARA News) - PT Pos Indonesia menargetkan dapat meningkatkan pendapatannya sebesar 24 persen sampai 30 persen atau menjadi Rp2,3 triliun pada 2008.
"Kita menargetkan pada 2008 pertumbuhan 24 persen sampai 30 persen dibanding 2007. Untuk tahun 2007, pendapatan kita perkirakan Rp1,8 triliun, akan tetapi itu belum selesai diaudit," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia, Hana Suryana, di sela-sela peluncuran layanan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) Imexpos di Kantor Pos Jakarta Utara, Rabu.
Hana menjelaskan perkiraan pendapatan 2007 sebanyak Rp1,8 triliun berasal dari tiga bisnis dasar PT Pos Indonesia, kata Hana, yaitu bisnis komunikasi berupa pengiriman surat, bisnis pembayaran keuangan yaitu tempat pembayaran (payment point), tranfer dan distribusi dan, serta bisnis logistik yaitu bisnis pengiriman barang.
Bisnis komunikasi menyumbang sekitar 45 persen dari total pendapatan PT Pos Indonesia, sedangkan bisnis jasa pembayaran keuangan berkontribusi sekitar 22-23 persen dan bisnis logistik menyumbang 16 persen.
Untuk tahun 2008, kata Hana, pihaknya menargetkan ada kenaikan pendapatan dari bisnis komunikasi sebesar 50 persen atau sekitar Rp1,1 triliun.
Hana mengakui bisnis komunikasi atau bisnis pengiriman secara konvensional menurun, akan tetapi PT Pos Indonesia berusaha mempertahankan bisnis tersebut dengan melakukan diversifikasi produk seperti pengiriman surat kilat dan dengan membidik pasar korporat.
Dalam kesempatan tersebut, PT Pos Indonesia bekerja sama dengan PT Multimarilin Permata Nusantara (PT MPN) meluncurkan layanan Imexpos yaitu layanan pengurusan jasa kepabeanan yang akan memudahkan bagi para importir dan eksportir mengirimkan produknya.
PT Pos Indonesia menggandeng PT MPN dalam kerja sama operasi Imexpos dengan pertimbangan bahwa PT MPN memiliki perangkat dan sumber daya manusia yang berpengalaman di bidang kepabeanan yang telah memiliki sertifikasi dari BPLK Departemen Keuangan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008