Semarang (ANTARA) - Pendiri Rumah Pancasila Yosep Parera meminta pemerintah mengkaji ulang besaran uang makan bagi para narapidana yang saat ini hanya sekitar Rp20 ribu per orang per hari.
"Kalau sehari tiga kali makan berarti nilai makanan yang disajikan hanya sekitar Rp7 ribu per per orang," kata Yosep di Semarang, Senin.
Ia mengatakan kondisi tersebut terjadi merata di seluruh lembaga pemasyarakatan yang ada di Jawa Tengah.
Menurut dia, nilai uang makan sebesar itu tidak manusiawi.
Baca juga: Remisi Lebaran hemat anggaran makan napi Rp32 miliar
Baca juga: Menkumham: lapas sudah terlalu sesak, biaya makan napi triliunan rupiah
Baca juga: Biaya makan narapidana hemat Rp174 miliar di 2017
Ia mengatakan aturan soal besaran uang makan bagi para warga binaan tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
"Tapi dengan hanya Rp20 ribu per hari apakah kebutuhan gizinya dapat terpenuhi," katanya.
Dengan jumlah napi dan tahanan penghuni rutan dan lapas di seluruh Jawa Tengah yang mencapai 13 ribu orang lebih, lanjut dia, tentu akan semakin membebani keuangan negara jika besaran uang makan dinaikkan.
Karena itu, kata dia, perlu ada solusi lanjutan, seperti perbaikan sistem pemidanaan dan pembinaan.
"Misalnya pemakai narkoba cukup menjalani rehabilitasi dengan biaya sendiri atau pelaku pidana ringan tidak perlu disel," kata Ketua Peradi Semarang ini.
Ia mengharapkan Jawa Tengah bisa menjadi pencontohan dalam proses pemidanaan yang baik ini.
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019