Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Rabu pagi, naik didukung oleh membaiknya pasar saham regional, setelah sebuah perusahaan AS, Lehman Brother, menerbitkan saham baru mendapat respon pasar yang cukup kuat. Penerbitan saham baru Lehman Brother mengalami kelebihan pemesanan yang menunjukkan pasar saham AS tumbuh dengan baik, kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Rabu. Membaiknya pasar saham AS diikuti oleh pasar regional yang memicu pelaku pasar membeli rupiah sehingga mata uang Indonesia menguat menjadi Rp9.170/9.180 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.182/9.199 atau naik 12 poin. Pasar saham regional yang membaik itu antara lain indeks Nikkei, Jepang, yang mengalami kenaikan tiga persen, tuturnya. Menurut dia, kuatnya permintaan pasar memberikan kepercayaan bahwa krisis keuangan di Amerika Serikat kemungkinan besar akan berakhir dalam waktu dekat. Kondisi ini juga memicu dolar AS terhadap yen menguat hingga kembali di atas angka 100 yen menjadi 101,80 yen bahkan cenderung pada sore nanti akan bisa mencapai 102 yen. Dolar AS terhadap euro juga naik menjadi 1,5560, katanya. Rupiah, lanjut dia, kemungkinan akan kembali menguat pada sore nanti karena dukungan pasar agak besar, meski laju inflasi Maret 2008 lebih tinggi mencapai 0,95 persen dibanding bulan sebelumnya hanya 0,65 persen. Tingginya laju inflasi Maret membuat Bank Indonesia (BI) pada pertemuan Kamis besok diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) pada 8 persen, ucapnya. Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finance Corpindo mengatakan, BI kemungkinan besar sulit untuk menurunkan BI Rate yang telah dipertahankan selama tiga bulan berturut-turut, akibat tingginya laju inflasi. BI Rate bahkan berpeluang untuk menguat, namun kita lihat saja, pada pertemuan rapat Dewan Gubernur BI, katanya. Menurut dia, gejolak krisis keuangan AS dan Eropa kemungkinan tidak akan berlangsung lama melihat kuatnya permintaan pasar atas penerbitan saham baru Lehman Brother. Meski demikian pelaku akan tetap menunggu kelanjutan dari reaksi pasar itu, apa benar krisis keuangan global akan berakhir, ucapnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008