Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melarang film "Fitna" yang mendiskreditkan Islam, masuk ke Indonesia. "Saya sudah melarang film 'Fitna' masuk dan beredar di Indonesia. Saya juga sudah meminta kepada Perdana Menteri Belanda untuk menarik peredaran 'Fitna'. Kalau film itu dibiarkan beredar, akan merusak kerukunan umat manusia di dunia," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di depan ribuan jemaah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid An Nur, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jabar, Selasa (1/4) malam. Menurut Kepala Negara, film yang diproduksi oleh Geert Wilders tersebut menimbulkan kebencian terhadap umat Islam di dunia dan mengobarkan permusuhan terhadap Islam. "Untuk menciptakan kondisi kedamaian dunia, jangan ada yang mengobarkan permusuhan," katanya. Presiden juga meminta kepada pemimpin negara Islam lainnya untuk melakukan hal yang sama yakni menolak peredaran film "Fitna". Yudhoyono juga minta kepada seluruh umat Islam di Indonesia agar tidak terpancing dalam suasana permusuhan. "Kalau sampai terpancing, itulah yang diharapkan oleh orang-orang yang mengobarkan permusuhan," katanya. Presiden juga telah meminta Menteri Hukum dan HAM untuk mencekal pembuat film "Fitna", Geert Wilders, jika ingin masuk ke Indonesia. Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA, Film "Fitna" yang berdurasi 17 menit, mengaitkan aksi para teroris dengan para ekstremis Islam dan ayat-ayat Al-Qur`an. Demo Penolakan terhadap film "Fitna" terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Bogor. Ratusan murid sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) Birrul Walidain Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, menggelar aksi unjuk rasa menolak peredaran film Fitna, Selasa (1/4) pagi. Dalam aksi tersebut, koordinator aksi, Memed Jamaluddin (Ketua Yayasan Birrul Walidain) menyatakan, film "Fitna" telah menghina umat Islam. Pembuat film Greert Wilders, anggota sayap kanan parlemen Belanda dianggap sebagai pemecah-belah umat beragama di dunia. Aksi yang dilakukan siswa yang didampingi para guru, dengan keliling kampung seputar sekolah, sambil membawa poster dari karton manila, bertuliskan penolakan terhadap Film "Fitna" serta situs porno "Kami menolak, jika Islam dikatakan teroris. Kita harus saling menghargai, agar tercipta kedamaian. Dunia ini indah dan aman, jika perbedaan keyakinan di antara umat manusia, tidak dipertentangkan,? katanya. Aksi itu juga melakukan pembakaran terhahap poster serta CD film "Fitna", sebagai simbol kemarahan terhadap Geert Wilders. (*)
Copyright © ANTARA 2008