Hong Kong (ANTARA) - Kota Hong Kong pada Senin menanggung luka akibat protes rusuh lagi Minggu malam (28/7) dengan helm-helm, payung serta botol air bertebaran di jalanan di bagian tengah kota tersebut.

Sementara itu, Beijing siap mengeluarkan pengumuman mengenai krisis terburuk di pusat keuangan Asia tersebut sejak 1997.

Dalam tindakan yang sangat jarang dilakukan, Kantor Urusan Hong Kong dan Makau di Beijing, yang memiliki wewenang tingkat-kabinet atas bekas koloni Inggris itu, dijadwalkan menggelar taklimat pada pukul 07.00 GMT (14.00 WIB) berkaitan dengan kerusuhan yang mencengkeram bekas koloni Inggris tersebut.

Langkah itu diambil setelah bentrokan sengit terjadi lagi pada akhir pekan antara polisi dan pemrotes. Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata saat demonstrasi berkembang makin rusuh.

Polisi pada Minggu, pada akhir pekan kedua berturut-turut, berusaha melindungi kantor utama perwakilan Beijing di Hong Kong dari pemrotes dan gedung di dekat jantung pusat keuangan tersebut dijaga ketat.

Polisi mengatakan mereka telah menangkap sedikitnya 49 orang sehubungan dengan protes pada Minggu karena berbagai pelanggaran, termasuk berkumpul secara tidak sah dan memiliki senjata serang.

Jutaan orang telah ikut dalam protes di jalan guna menentang rancangan undang-undang ekstradisi, yang sudah dibekukan. Undang-undang seperti itu membuka kemungkinan bagi tersangka di Hong Kong dibawa ke China Daratan untuk menghadapi persidangan di pengadilan, yang dikuasai Partai Komunis.

Hong Kong dikembalikan ke China dari kekuasaan Inggris pada 1997 berdasarkan formula "satu negara, dua sistem".

Sistem tersebut menjanjikan kebebasan luas yang tak diperoleh warga di China Daratan. Tapi, banyak warga di Hong Kong khawatir Beijing makin mengikis kebebasan itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Polisi bentrok dengan pengunjuk rasa di Hong Kong

Baca juga: Teriakan "Bebaskan Hong Kong" bergema dalam aksi protes di bandara

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019