New Delhi (ANTARA News) - Kapten sepak bola India, Bhaichung Bhutia hari Selasa menolak membawa obor Olimpiade, saat obor itu tiba di New Delhi bulan ini guna memprotes terhadap tindak kekerasan di Tibet.
Bhutia, penganut Budha dari Negara Bagian Sikkim, yang terletak di antara India, Cina, dan Nepal, mengirimkan surat kepada Asosiasi Olimpiade India (IOA) untuk menyatakan bahwa ia ingin "menunjukkan solidaritas saya" pada Tibet.
"Saya bersimpati kepada Tibet dan perjuangan mereka. Saya telah mengirim surat kepada IOA untuk menolak membawa obor itu," kata Bhutia (31) dalam sebuah pernyataan.
"Saya mempunyai banyak teman di Sikkim yang menganut Budha. Inilah cara saya untuk mendukung rakyat Tibet dan perjuangan mereka," katanya kemudian kepada wartawan di Kolkata.
"Saya merasa bahwa apa yang terjadi di Tibet tidak benar dan dengan cara saya, saya mestinya menunjukkan solidaritas saya," katanya, seraya menambahkan keputusannya "benar-benar keputusan pribadi".
Para pejabat Olimpiade India mengatakan mereka belum berkomunikasi apapun dengan Bhutia.
"Saya sudah mendengar dari seseorang bahwa Bhutia menolak undangan kami," kata Sekjen IOA, Randhir Singh. "Karena saya belum menerima surat apapun darinya, saya tidak ingin memberikan komentar tentang hal itu," katanya.
Tiga atlet India lainnya yang diundang untuk membawa obor Olimpiade itu, yakni Milkha Singh, G.S. Randhawa, dan P.T.Usha, mengatakan mereka akan melaksanakan tugas itu.
"Saya merasa olahraga dan politik hendaknya jangan dicampur-aduk. Dan saya pasti akan ambil bagian dalam arak-arakan obor itu," kata Singh kepada Kantor Berita India (PTI).
Randhawa, seorang atlet pelari gawang, mengatakan membawa obor itu merupakan "masalah kebanggaan dan kehormatan besar bagi saya dan saya akan ambil bagian dalam arak-arakan itu."
Pemerintahan pengasingan Tibet yang bermarkas di India menyambut baik keputusan Bhutia, tetapi mengatakan pihaknya tidak akan mempengaruhi atlet lainnya.
"Kami menghargai sikap Bhutia itu dan menyambutnya," kata Thubten Samphel, jurubicara pemerintah pengasingan Tibet itu melalui telefon dari kota Dharamshala di India bagian utara, tempat pemerintahannya berpusat.
"Tetapi, kami tidak akan melakukan imbauan apapun kepada yang lainnya, karena merekalah yang perlu memutuskan," kata Samphel kepada AFP.
"Dalai Lama mendukung hak Cina untuk menyelenggarakan pesta olahraga itu, dan itu juga merupakan pendirian kami," katanya.
Obor Olimpiade dijadwalkan tiba di India pada 17 April dan sumber keamanan India mengatakan kepada AFP bahwa rutenya telah diubah untuk mengantisipasi gangguan dari orang Tibet di pengasingan.
"Semula arak-arakan obor itu akan dimulai di (kota bagian barat India) Mumbai, tetapi kini arak-arakan itu akan menjadi event terbatas dan hanya diselenggarakan di ibukota India," kata seorang pejabat kementerian dalam negeri.
India, yang dihuni lebih dari 100.000 pengungsi Tibet, telah menyaksikan serangkaian demonstrasi sejak protes pertama terjadi di perbatasan di Lhasa pada 10 Maret, ulangtahun ke-49 pemberontakan gagal terhadap penguasa Cina.
Arak-arakan obor Olimpiade, yang diresmikan Presiden Cina, Hu Jintao di Beijing hari Senin, merupakan arak-arakan obor Olimpiade terpanjang hingga kini dan akan berlangsung selama 130 hari, serta melalui jalan sepanjang 137.000 Km.
Arak-arak itu akan melalui 19 negara selama bulan April sebelum kembali ke Cina pada 4 Mei.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008